Igloo sebelumnya dikenal sebagai Axinan, merupakan startup insurtech asal Singapura yang kini telah melayani pengguna di beberapa negara di Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Baru-baru ini mereka mengumumkan perolehan pendanaan seri A+ senilai US$16 juta atau sekitar 238,4 miliar Rupiah. Intouch Holdings PLC memimpin pendanaan ini dengan keterlibatan Openspace Ventures, Linear Capital, dan beberapa investor di putaran sebelumnya.
Dalam pengumuman ini, perusahaan juga menyampaikan bahwa per April 2020 mereka melakukan rebranding untuk produk/layanan di seluruh wilayah operasionalnya, dari nama Axinan menjadi Igloo.
Sebelumnya aplikasi Igloo masuk Indonesia melalui kerja sama antara Sompo Indonesia (perusahaan asuransi asal Jepang) dan Axinan pada pertengahan tahun 2019. Targetkan kalangan milenial, mereka tawarkan beragam produk asuransi, seperti perlindungan gadget, asuransi perjalanan, hingga asuransi untuk jaminan jual-beli online. Kini mereka juga telah memiliki tim lokal yang berbasis di Jakarta, dipimpin oleh Country Manager.
Untuk asuransi terkait belanja online, atau dalam situs resminya disebut sebagai “transit insurance”, mereka sudah bekerja sama dengan e-commerce lokal, meliputi Bhinneka, Bukalapak, dan Tokopedia. Mereka juga bekerja sama dengan Shopee, Lazada, dan beberapa platform lain.
Terkait dengan kerja samanya dengan pemain lokal, Country Manager Indonesia Igloo Anggoro Kusumo mengatakan, “Igloo telah bekerja sama dengan beberapa e-commerce dengan layanan perlindungan seperti asuransi pengiriman barang (setelah membeli), untuk barang hilang atau rusak, asuransi kecelakaan diri, asuransi kebakaran properti, dll. Seluruh layanan asuransi ini ditawarkan dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia yang telah terdaftar di OJK.”
Pendanaan ini akan digunakan Igloo untuk meningkatkan layanan insurtech melalui penguatan kapabilitas teknologi, paten teknologi, dan perekrutan serta pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, Igloo juga akan berfokus pada akuisisi pelanggan baru, penilaian risiko dinamis dan mempercepat proses klaim; semuanya akan ditawarkan oleh mitra asuransi Igloo melalui platform terbuka.
Paten menjadi salah satu concern layanan Igloo, baru-baru ini mereka memperoleh hak paten untuk teknologi penilaian kondisi layar telepon pintar demi menunjang salah satu layanan mereka.
Produk asuransi yang menunjang gaya hidup memang menjadi komoditas baru yang terus dieksplorasi para pemain. Selain Igloo, ada insurtech lain yang juga tawarkan produk serupa. Misalnya PasarPolis, mereka menjual asuransi perlindungan perjalanan dan perlindungan gadget. Terbaru, mereka juga bekerja sama dengan Gojek untuk menghadirkan kanal insurtech GoSure di dalam ekosistem aplikasi Gojek.
Kondisi pangsa pasar insurtech
Founder & CEO Igloo Wei Zhu dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya melihat adanya pertumbuhan asuransi digital di Asia Tenggara. Ini menjadi peluang besar bagi layanan terkait untuk dapat menangkap peluang tersebut dan menjadi jawaban bagi kebutuhan konsumen.
Mantan CTO Grab tersebut juga menambahkan, kendati potensinya besar, penetrasi produk asuransi digital di wilayah ini baru berkisar enam persen saja. Disampaikan juga saat ini industri asuransi digital Asia Tenggara bernilai US$2 miliar dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai US$8 miliar pada tahun 2025.
Menurut laporan DSResearch bertajuk “Insurtech Report 2019”, dikemukakan data tentang awareness layanan insurtech di Indonesia – khususnya untuk layanan yang menyasar pengguna secara langsung, tidak melalui integrasi ke platform pihak ketiga. Dari total 1296 responden yang menggunakan layanan asuransi, sebanyak 69.44% mengetahui adanya insurtech. Produk insurtech dinilai efektif membantu proses pendaftaran, klaim, hingga mengetahui mengenai promo terkini dari produk asuransi.
Survei tersebut turut menanyakan mengenai platform yang paling akrab dengan responden. Asuransiku, AXA Mypage, Asuransi88, PasarPolis, dan JagaDiri jadi beberapa yang paling populer.