Sebanyak 40% dari 100 perusahaan yang masuk dalam Interbrand 100 aktif menggunakan Instagram. Sebuah penelitian yang melibatkan firma Interbrand 100, yang berisi 100 merek ternama seperti Coca-Cola, IBM, Microsoft, Google, GE, McDonalds dan Apple.
Berbagai merek ini aktif membagikan foto dengan menggunakan filter yang terdapat di Instagram. Layanan berbagi foto ini memang terkenal dengan berbagai filternya yang bisa digunakan di dalam aplikasi yang tersedia di Android dan iPhone. Sebanyak 60% dari foto yang diunggah ke Instagram oleh para pemilik merek yang aktif di Instagram menggunakan efek foto ini, yang paling sering adalah efek ‘Lo-fi’ dan ‘X-Pro II’.
Selain itu penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin terkenal merek, semakin banyak pula follower mereka, 35% dari 40% merek yang aktif memiliki 20.000 lebih follower. MTV dan Starbucks memiliki follower mendekati 1 juta. Untuk urusan engagement, Nike dan Audi berada di atas merek lain.
Penelitian atas pemilik brand dan penggunaan Instagram ini dilakukan oleh Simply Measured, yang baru saja merilis alat analisis untuk layanan Instagram.
Instagram memang cukup populer dikalangan pengguna umum, berbagi foto menjadi bagian yang tidak lepas dari penggunaan smartphone. Dengan pengguna yang cukup besar, tentunya menarik para pemilik merek untuk terjun ke layanan ini, meski untuk jumlah 40% dari 100 merek memang masih kecil, namun itu bisa berubah di kemudian hari. Instagram sendiri direncanakan akan dibeli Facebook. Setelah sempat hanya tersedia di perangkat yang menggunakan iOS, Instagram akhirnya tersedia bagi pengguna Android, yang juga membantu peningkatan pertumbuhan pengguna mereka.
Apakah pemilik merek di Indonesia juga tertarik untuk menggunakan Instagram? Bagaimana pendapat Anda, perlukah brand hadir di Instagram? Atau cukup di layanan media sosial lain seperti di Twitter atau Facebook?
Sumber: TheNextWeb.