Tami Dental Care (TDC) merupakan sebuah startup yang memiliki layanan offline dan online. Untuk offline, TDC memiliki 3 klinik khusus gigi yang terletak di kawasan Bandung dan 12 orang dokter gigi yang siap membantu pasien. Untuk layanan online, TDC menghadirkan aplikasi untuk memudahkan integrasi data pasien dan memudahkan pasien terdaftar untuk membuat janji dengan dokter.
Aplikasi yang dinamai TDC Medical tersebut tidak hanya mewadahi dokter yang ada di TDC tetapi juga dokter dari klinik atau rumah sakit lain. Dari data yang dikumpulkan TDC, pihaknya saat ini memiliki kurang lebih 2370 pengguna, 51 dokter, dan 8 klinik.
“TDC berupaya memecahkan masalah ketimpangan fasilitas kesehatan di Indonesia dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berbasis digital untuk membantu masyarakat Indonesia mendapat pelayanan kesehatan yang baik dan cepat,” terang salah satu pendiri TDC Pri Agung Danarahmanto.
Layaknya aplikasi berbasis teknologi, TDC berusaha menghadirkan beberapa solusi untuk kebutuhan dokter, pasien hingga pengelola klinik. Di sisi dokter, TDC berusaha menghadirkan layanan yang mau mengintegrasikan data rekam medis pasien, sehingga meski berbeda-beda klinik data pasien bisa diakses.
Dari sisi pasien dan klinik, TDC berusaha menghadirkan kemudahan bagi masing-masing, kemudahan untuk membuat janji untuk pasien dan kemudahan untuk mengelola klinik, mulai dari laporan kunjungan, pembayaran dan laporan-laporan lainnya. Saat ini, aplikasi TDC tersedia di situs mereka dan belum tersedia di Google Play atau App Store.
Dari penuturan Pri Agung, saat ini TDC menyediakan beberapa fitur unggulan, seperti fitur pemeriksaan yang lengkap dengan data diagnosis penyakit, harga dan odontogram (diagram gambaran gigi) yang interaktif. Ada juga fitur pendaftaran online, chat pasien dengan dokter hingga fitur loyalitas pengguna atau penggunaan poin reward.
Beberapa yang tengah direncanakan TDC di tahun ini adalah membuka dua klinik baru dan menambah jumlah pengguna aplikasi mereka.
“Peluang TDC sangat besar, baik sebagai klinik offline maupun sebagai aplikasi online karena berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesenjangan fasilitas kesehatan di Indonesia masih sangat besar. Banyak daerah kekurangan fasilitas kesehatan dan bahkan belum terjangkau. Dengan pendekatan online dan offline, maka TDC dapat menjangkau wilayah yang sulit dijangkau dan memudahkan pasien untuk mendapat pelayanan kesehatan yang baik. Hal tersebut menjadi peluang bagi TDC untuk melayani dan memperoleh banyak pengguna,” ujar Pri Agung.