Nama Razer memang lekat dengan gaming gear, namun sejak beberapa tahun lalu, mereka mulai melebarkan bisnisnya ke ranah lain seperti penyediaan layanan e-wallet dan smartphone. Razer juga terkenal akan eksperimen-eksperimen berani lewat perangkat seperti Project Valerie serta Linda. Dan bukan Razer namanya jika mereka tak punya sesuatu yang unik untuk dipamerkan di CES 2020.
Ada empat perangkat yang jadi andalan Razer di ajang pemaren teknologi tahunan terbesar dunia itu. Pertama ialah versi upgrade dari Junglecat yang bisa mengubah smartphone Anda jadi console portable ala Switch, lalu ada gaming desktop bertema modular, kemudian Razer juga mengungkap router 5G baru serta mesin simulator ‘konsep’ hasil kerja sama dengan berbagai vendor hardware dan publisher game. Ini dia detailnya:
Sila 5G Home Router
Dideskripsikan sebagai router 5G pertama yang difokuskan untuk gaming, versi anyar Razer Sila ini menjanjikan sambungan berkecepatan tinggi dan rendah latency, baik ketika Anda ber-gaming di PC maupun perangkat bergerak. Sila 5G memperkenankan pengguna menentukan prioritas, misalnya ke PC atau Xbox. Kabarnya ia juga didesain buat mengoptimalkan layanan cloud gaming seperti Stadia. Pengaturan dan pengendaliannya juga sederhana, dapat dilakukan melalui aplikasi iOS dan Android.
Ada dua fitur andalan lain di Sila 5G. Router dibekali engine FasTrack racikan Razer sendiri, dirancang untuk memprioritaskan bandwidth ke aplikasi dan perangkat yang digunakan buat streaming atau gaming. Sila 5G juga menyimpan baterai built-in, sehingga Anda bisa memakainya sebagai hotspot 5G mobile, sangat membantu atlet esports ketika mereka harus pergi dari satu lokasi turnamen ke lokasi lainnya.
Kishi
Sederhananya, Kishi ialah varian lebih canggih dari Junglecat yang Razer perkenalkan di bulan Oktober lalu. Aksesori ini dirancang untuk ditambatkan di kedua sisi smartphone seperti Nintendo Switch. Tapi ketika Junglecat hanya mendukung sejumput smartphone flagship (termasuk Razer Phone 2), Kishi kompatibel ke lebih banyak perangkat, Android ataupun iOS. Dan berkat kompatibilitas ke cloud, kita juga bisa menikmati game Stadia menggunakan Kishi.
Tentu saja ada pembaruan di sisi desain. Kedua stik analognya bisa ditekan, lalu konturnya sengaja dibuat lebih ergonomis sembari tetap mempertahankan layout asimetris mirip controller Xbox. Demi meminimalkan latency, Kishi memanfaatkan koneksi USB type-C tersembunyi atau Apple Lightning. Tersedia pula fitur pass-through yang memungkinkan kita men-charge smartphone sambil bermain.
Aksesori Razer Khisi untuk iOS dan Android rencananya akan mulai dipasarkan di awal tahun 2020.
Tomahawk Gaming Desktop
Razer mengklaim bahwa Tomahawk Gaming Desktop merupakan sistem desktop tulen pertama di dunia. Penggarapannya dilakukan perusahaan pimpinan Min-Liang Tan itu secara kolaboratif bersama Intel. Razer memilih chassis Tomahawk N1 sebagai basisnya – sebuah case yang hemat ruang tapi siap untuk menjadi rumah bagi Intel NUC Extreme Compute Element. Hardware ini menggantikan komponen tradisional seperti desktop CPU dan motherboard.
Seperti desktop gaming pada umumnya, kustomisasi adalah salah satu aspek andalan Tomahawk Gaming Desktop. Anda dapat meng-upgrade modul RAM, SSD, kipas, GPU, termasuk elemen NUC-nya agar sesuai dengan kebutuhan – baik gaming atau dijadikan stasiun kerja. Jika Anda menginginkan performa tertinggi, tersedia opsi prosesor Intel Core i9, RAM DDR4 64GB, serta kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2080 Super.
Case Tomahawk N1 dapat dibeli secara terpisah. Case tersusun atas konstruksi aluminium dan diapit oleh kaca tempered di kedua sisinya. Untuk membantu mempercepat pembuangan panas, Tomahawk N1 mengusung desain ventilasi terbuka. Akses ke hardware juga sangat mudah karena penggunaan sistem tray lock-and-slide, sehingga upgrade bisa dilakukan tanpa memerlukan perkakas.
Tomahawk Gaming Desktop akan tersedia di paruh pertama 2020.
Eracing Simulator Concept
Di ranah konsep, Razer menyiapkan sesuatu yang spesial bagi pecinta balap. Mereka membangun Eracing Simulator, sebuah mesin simulasi high-end berstruktur modular plus sistem proyeksi 202-derajat. Pengerjaannya tidak dilakukan oleh Razer sendirian, tetapi dibantu oleh nama-nama seperti Vesaro, Simpit, Fanatec dan Synthesis VR. Dengannya, Razer bermaksud untuk memberi kita gambaran seperti apa racing esports di masa depan.
Sebagai pusatnya, Eracing Simulator memanfaatkan platform motion berbasis dua aktuator. Di sana ada control box kelas pro yang biasa digunakan buat latihan pembalap, lalu mesin kabarnya juga mampu mensimulasikan efek G-force dan suara secara realistis.
Sisi visual ditangani oleh sepasang proyektor full-HD buatan Simpit, diarahkan ke permukaan berwarna hitam seluas 128-inci untuk menghasilkan warna-warni super-cerah dan sudut pandang 202-derajat. Selanjutnya, sistem kendali berupa setir berbahan serat karbon dan kulit, paddle gear magnetik, rangkaian tombol yang dapat dikustomisasi, serta sistem tiga pedal di bawah dipersembahkan oleh Fanatec.
Razer belum ada niatan untuk menjual Eracing Simulator, namun seandainya mesin ini dipasarkan, saya berasumsi harganya lebih mahal dari mobil sungguhan.
Sumber: Razer.