Induk Perusahaan ESL dan DreamHack Rugi Rp200 Miliar di Q1 2020

Divisi esports MTG mengalami masalah karena corona, tapi bisnis gaming mereka justru diuntungkan

Modern Times Group (MTG), perusahaan induk dari ESL dan DreamHack, baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk Q1 2020. Dalam 1 kuartal, pemasukan mereka mencapai 924 juta krona (sekitar Rp1,4 miliar), turun 2 persen jika dibandingkan dengan pemasukan pada Q1 2019, yang mencapai 940 juta krona (sekitar Rp1,43 triliun). Sementara itu, total biaya operasi perusahaan mencapai 993 juta krona (sekitar Rp1,51 triliun), naik 1 persen dari biaya operasi pada Q1 2019. Jadi, MTG mengalami kerugian sebesar 132 juta krona (sekitar Rp200 miliar). Angka ini tidak jauh berbeda dari kerugian yang MTG alami pada Q1 2019.

Dalam 3 bulan pertama dari 2020, banyak bisnis yang mengalami gangguan akibat pandemik virus corona. Pada awal April 2020, MTG menginformasikan para investornya bahwa bisnis mereka mungkin akan terkena dampak dari virus corona. Ketika itu, mereka memperkirakan, bisnis divisi esports akan mengalami penurunan sekiatr 35-45 persen. Namun, MTG tidak berpangku tangan. President dan CEO MTG, Jørgen Madsen Lindemann mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan strategi untuk menyesuaikan diri di tengah pandemik.

"Kami akan menjalankan rencana dalam tiga fase untuk mengatasi pandemik. Tiga fokus kami adalah memastikan keberlangsungan bisnis, efisiensi operasi, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada," ujar Lindemann pada The Esports Observer.

IEM Katowice akhirnya harus digelar tanpa penonton.

Lindemann juga optimistis akan keuangan perusahaan. Memang, meskipun divisi esports mengalami masalah karena karantina dan larangan penyelenggaraan turnamen offline, MTG masih memiliki divisi bisnis gaming. Sepanjang Q1 2020, bisnis gaming MTG memberikan performa yang stabil. Malahan, pada akhir Q1 2020, game-game MTG mendapatkan pemain baru. MTG juga meningkatkan kegiatan marketing divisi gaming.

Divisi esports MTG mengalami gangguan sepanjang Q1 2020. Karena corona, ada sejumlah turnamen esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Misalnya, Intel Extreme Katowice 2020 harus diadakan tanpa penonton. Meskipun begitu, 3 bulan pertama 2020 adalah masa yang sibuk bagi MTG. Mereka menandatangani beberapa kontrak baru.

Salah satunya dengan Activision Blizzard. Dengan perjanjian ini, ESL akan bertanggung jawab atas turnamen StarCraft II dan Warcraft III: Reforged. Selain itu, mereka juga menjalin kerja sama dengan PUBG Mobile untuk mengadakan PUBG Mobile World League (PMWL). Mereka memang batal untuk bekerja sama dengan Huya, platform streaming asal Tiongkok. Namun, ini itdak menghentikan niat mereka untuk memasuki negara dengan populasi terbesar tersebut.