League of Legends, bahkan untuk mereka yang tidak pernah memainkannya, nama ini sudah sangat merekat ketat di benak para gamer. Sang publishernya di Indonesia, Garena, sangat bangga menyebut game garapan Riot Games ini sebagai ‘The Most Played PC Game in the World‘. Dan setelah saya ikuti pembukaan turnamen League of Legends ini dari awal, mungkin akhirnya saya bisa setuju dengan mereka.
Panggung League of Legends tampak mendominasi venue Indonesia Games Show (IGS) 2013, dengan jumlah penonton yang tampak tidak berkurang – bahkan semakin malam, acara ini semakin bertambah ramai. Keramaian ini tampak merefleksikan turnamen League of Legends di lini internasional. Turnamen lima lawan lima ini tampaknya diikuti tim dari berbagai daerah, bahkan turut diramaikan oleh salah satu tim profesional ternama dari Thailand, Bangkok Titans. Sayangnya, saya turut memeriahkan turnamen ini dengan cara yang salah.
Seorang rekan dari Garena mengajak saya untuk untuk mengikuti ‘mini challange‘ di awal acara. “Jurnalis melawan tim pro-gamer,” begitulah ujarnya, “Tenang, tidak akan terlalu sulit. Just for fun saja kok!” Betapa salahnya saya, tim jurnalis yang mayoritas hampir tidak pernah memainkan League of Legends ternyata harus berhadapan dengan tim e-sport Thailand tersebut. ‘Bertahan hidup dalam 16 menit’, kami bahkan tidak bertahan dalam waktu lima menit pertama. Saya sendiri hampir tidak pernah mencoba League of Legends sama sekali.
Darah saya-lah yang pertama kali tertumpah, dari sana tim kami bak terjun bebas dari langit menuju dasar bumi. First Blood, Double Kill, Triple Kill, Ace, kami sama sekali tidak diberi kesempatan. Mungkin seperti inilah rasanya menjadi seorang terdakwa hukuman mati, saya hanya bisa menunggu nasib yang tidak bisa dihindari. Saya hanya bersyukur saat semuanya berakhir, setidaknya kami tidak dipermalukan terlalu jauh.
Kini saya duduk di kursi kedua terdepan sambil menyaksikan turnamen profesional yang telah dimulai beberapa jam lalu di tengah-tengah suara komentator yang tampaknya tidak kenal lelah. JJ Gaming melawan ZXC. Mungkin malam ini merupakan malam pertama turnamen Garena League of Legends, namun para talenta-talenta e-sport sejati kian tampil menonjol dibanding gamer lainnya. JJ Gaming sama sekali tidak memberi ampun. Pertandingan ini diikuti delapan tim unggulan yang disaring dari 32 tim kualifikasi online. Pemenang memperebutkan tiga hadiah utama: lima juta rupiah untuk pemenang ketiga, Rp 15 juta untuk tim di urutan runner-up dan Rp 20 juta untuk juara pertama.
Saya akhirnya menghabiskan waktu event yang tersisa mendengarkan kuliah singkat dari salah satu anggota tim pro-gamer NXL> asal Inggris, Calum Walker, tentang panduan singkat bermain League of Legends untuk pemula.
Mungkin semua ini merupakan gambaran kecil dari dunia e-sport Indonesia di masa yang akan datang. Event Indonesia Game Show 2013 tampaknya bisa disebut sebagai acara gaming terbesar tahun ini, dan mungkin terbesar dibanding beberapa tahun sebelumnya. Event ini juga merefleksikan potensi raksasa yang menunggu dalam dunia olah raga elektronik Indonesia.
Turnamen ini akan dilangsungkan tiga hari (mulai Jumat kemarin atau hari pertama acara IGS) dan berakhir dengan final di hari Minggu. Untuk Anda yang belum berkesempatan untuk mengunjungi IGS 2013 di hari pertama, saya sarankan Anda tidak melewatkan acara ini. Tim Garena dan League of Legends juga telah menyiapkan lucky draw tiga hari berturut-turut dengan ratusan gaming gear dan tiga buah motor Yamaha Mio sebagai hadiah utamanya.
Acara ini turut dimeriahkan oleh beberapa selebriti seperti Cherrybelle, Gamaliel dan Audrey, DJ Devina, DJ Fristha, Olobox Beatbox dan Jakarta Breakin’. Indonesia Game Show tidak dipungut biaya masuk, jadi tidak ada alasan untuk tidak datang.
