Pameran IT terbesar di Indonesia kembali digelar dan akan berlangsung hingga akhir minggu nanti. Penyajian Indocomtech 2016 hampir serupa event terdahulu di mana kegiatan ini bukan sekedar pameran, tapi juga bazaar modern tempat pengunjung bisa menemukan penawaran-penawaran menarik. Namun di antara kesamaan itu, Anda mungkin telah melihat sedikit perubahan.
Alterasi pertama bisa segera dilihat dari namanya. Di tahun ini, penyelenggara mengusung tajuk BRI Indocomtech, menunjukkan dukungan besar bank tertua di Indonesia itu terhadap ajang tersebut. Uniknya, tema Indocomtech ke-24 terdengar tidak ‘seambisius’ tahun lalu. Dahulu membahas internet of things, kali ini mengusung Gadget is Everywhere.
Meski demikian, ternyata tema itu tidak sesederhana yang terlihat. Menurut Apkomindo selaku penyelenggara, pemakaian gadget sudah jadi bagian penting keseharian kita, dan smartphone merupakan jantungnya. Perangkat ini meningkatkan kapabilitas multitasking manusia; fungsinya telah meluas dari sekedar alat komunikasi menjadi asisten pribadi, bisa dimanfaatkan untuk keperluan produktif maupun hiburan.
Dari penjelasan dewan pembina Apkomindo Chris Irwan Japari, smartphone akan terus mengujungtombaki pertumbuhan market industri teknologi informasi Indonesia, diproyeksikan tumbuh kurang lebih 8 persen tiap tahun. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang ‘masih sangat menjanjikan’, dan kita melihat sendiri ada banyak perusahaan global berlomba-lomba melepas produk di tengah tingginya permintaan konsumen.
Hal tersebut harus digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai target Indonesia sebagai negara ekonomi digital di tahun 2020. IDC mengestimasi, penggunaan jaringan mobile internet dunia di tahun 2016 berpeluang menembus angka dua miliar jiwa, dan Indonesia ialah salah satu negara dengan perkembangan paling pesat.
Selain mempercepat laju pertumbuhan TIK, saya melihat adanya usaha untuk memperluas cakupannya ke seluruh wilayah di tanah air. Adopsi smartphone kini menjangkau kawasan pedesaan berkat semakin ekonomisnya paket data yang ditawarkan operator jaringan seluler. Sayangnya, menurut Menkominfo Rudiantara, masih ada jurang biaya dan performa antara penduduk ibu kota dengan user di Indonesia bagian timur. Di sana, kecepatan internet sangat buruk namun menuntut ongkos sangat mahal. Inilah pekerjaan rumah para pemain besar industri teknologi di tanah air dan pemerintah.
Persiapan tentu harus ada, salah satu caranya adalah mempersiapkan sumber daya manusia lewat mengenalkan teknologi-teknologi baru di event publik seperti Indocomtech. Apkomindo telah berkomitmen agar pameran tersebut tidak hanya jadi ajang bisnis, tapi berguna sebagai wadah edukasi untuk pengunjung. Gadget is Everywhere juga tak cuma mengacu pada perangkat bergerak semata, namun ada kaitannya dengan konsep pintar.
Dengan berkunjung ke area lobi JCC, Anda bisa melihat sendiri gambaran kecil dari sistem garapan Qlue di booth mereka. Di sana kita dapat merasakan fitur-fitur smart city, lalu melihat rupa dari command center yang bertugas mengatur segala keluhan-keluhan warga, sampai bagaimana cara implementasi pasukan oranye untuk memperbaiki kerusakan pada infrastuktur kota. Tujuan akhirnya tentu saja ialah mengembangkan ibu kota Jakarta jadi kota pintar.
Selanjutnya, Anda bisa melihat pula menyimak penerapan konsep ‘smart‘ di skala yang lebih kecil. Penyelenggara berkolaborasi dengan MNC Play untuk memamerkan purwarupa smart home. Kontennya tidak sulit dibayangkan, berisi pengaplikasian sistem pencahayaan otomatis serta pemakaian perintah suara lewat handset, lalu pemilik rumah bisa melakukan pemantauan via CCTV serta mengontrol segala perangkat elektronik dari jarak jauh; sampai pemanfaatan sistem keamanan pintar: motion sensor, biometric scanner serta tombol darurat.
Dari sisi BRI, sponsor utama acara ini, update teknologi terhadap layanan mereka ialah hal yang tak bisa ditunda. Nasabah sudah dapat merasakannya, misalnya dengan penyediaan outlet digital di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta serta fasilitas-fasilitas Hybrid Machine, Smart Tablet, Video Banking, E-Board, hingga Media Wall Interactive. Di pertengahan 2016, BRI juga sempat meluncurkan satelit finansial BRIsat, membuat BRI jadi bank pertama yang mengoperasikan satelitnya sendiri.
Kira-kira ada 300 peserta Indocomtech tahun ini, 100 di antara mereka datang dari luar negeri – yakni Tiongkok, Taiwan dan Hong Kong. Selain promosi produk, Apkomindo dan API memang bermaksud menciptakan wadah pertemuan antar pelaku usaha mancanegara; mengambil tempat di prefunction hall B JCC.
BRI Indocomtech ke-24 ini tentu saja terbuka untuk umum, diadakan di Jakarta Convention Center hingga hari Minggu tanggal 6 November besok. Tiket masuk dijual seharga Rp 15 ribu (Kamis) dan Rp 20 ribu (Jumat, Sabtu, Minggu).