Acara pameran kerajinan tangan tahunan Inacraft kembali digelar tahun ini awal April lalu. Peserta yang terlibat sebanyak 1.450 perusahaan dengan 1.306 stand di area pameran seluas 25.070 meter persegi. Momentum ini juga menjadi ajang Kolabo untuk mengedukasi lebih banyak UKM dari seluruh daerah di Indonesia untuk bisa memasarkan produk menggunakan kanal online. Hasil lanjutan kerjasama Kolabo dengan ASEPHI (Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia) adalah hadirnya marketplace khusus kerajinan tangan Inacraft Mall.
Sebagai sebuah asosiasi, anggota ASEPHI yang kebanyakan memang diisi oleh para pengusaha UKM yang merupakan pangsa pasar Kolabo. Marketplace ini, menurut CEO Kolabo Andy Dwonch, tidak hanya untuk anggota ASEPHI, tetapi UKM yang sudah tercatat sebagai anggota ASEPHI akan mendapatkan potongan harga khusus.
Ditemui beberapa waktu lalu di area pameran, Kolabo bersiap dengan kekuatan penuh. Kolabo menyediakan studio lengkap untuk pemotretan produk bagi UKM. UKM yang bersedia untuk menggunakan platform amrketplace yang ditawarkan, bahkan tak perlu repot-repot, tim Kolabo akan meminjam beberapa barang yang ingin ditawarkan untuk difoto, lalu dikembalikan. “Banyak UKM yang membuka gerai di pameran ini, bahkan ada yang dari Papua ini saatnya untuk mengenalkan mereka kepada pemasaran online,” ujar Andy.
Tentang kesigapan timnya yang bersedia memberikan pelayanan penuh, membantu UKM membuat toko online, Andy menambahkan, “Mereka (UKM) dalam ajang ini, sibuk berjualan. Biarlah mereka memanfaatkan momen ini untuk menjual sebanyak-banyaknya. Untuk segala urusan pembuatan toko online kami urus.”
Ajang Inacraft juga sering mengadakan kompetisi bagi UKM di seluruh Indonesia, Kolabo turut berpartisipasi dengan memberikan hadiah bagi pemenang berupa pembuatan situs gratis.
Inacraft Mall, yang digagas Kolabo dan ASEPHI, bertujuan memberikan wadah bagi UKM untuk melebarkan pemasarannya. “Kalau pameran mereka hanya jualan untuk beberapa hari, kepada pelanggan dari lain daerah. Marketplace ini, akan memperpanjang waktu berjualan mereka kepada pelanggan di luar daerahnya,” terang Andy.
Kolabo sendiri bukanlah satu-satunya startup yang tak luput memperhatikan perkembangan industri UKM, meskipun demikian yang dibutuhkan saat ini adalah lebih banyak pemain di segmen ini. Kompetisi antar online marketplace untuk menjaring UKM saat ini disebutkan belum menjadi perhatian, sebab pasar masih butuh edukasi.
“Ada kesenjangan pengetahuan. Kita masih perlu mengedukasi pasar. Apalagi mereka berpikir bila sudah online, langsung ada pembeli,” tutupnya.