Semenjak diperkenalkan ke publik puluhan tahun silam, brand Lego membangun sebuah subkultur, diangkat menjadi game, film, hingga taman rekreasi. Namun jangan pikir bahwa kita sudah melihat seluruh potensi dari penjelmaan Lego. Seorang inventor asal Swedia berhasil mengadaptasi penyajian mainan konstruksi plastik itu untuk kegunaan yang sangat mulia.
Carlos Arturo Torres Tovar, desainer dari Umeå University, menciptakan lengan prostetik mekanik bernama IKO yang kompatibel dengan Lego. Tujuannya adalah buat membantu pasien anak-anak paska amputasi membangun kepercayaan dirinya kembali, sembari menggeser perspektif mereka supaya melihat tangan palsu itu sebagai mainan. Pada dasarnya, IKO mengombinasi rancangan prostetik tradisional dan desain modular.
Si kecil akan sangat menyukainya karena seolah-olah IKO merupakan lengan robot. Ia mempunyai tiga komponen utama yaitu bagian penyambung, motor mekanik di dalam lengan bawah, dan telapak beserta empat buah jari untuk menggenggam. Kemampuan spesial IKO terletak pada rangkaian jari tersebut: anak-anak dipersilakan berkarya sesuai keinginannya dan mengganti jari dengan mainan Lego.
Pistol-pistolan laser, penjepit, dan tangan robot ala bulldozer hanyalah sedikit contoh berkreasi bersama IKO. Sistem modular berteknik twist-and-lock diusung demi memudahkan pengguna dalam merakitnya. Probabilitas rancangan akan terbuka lebih luas lagi seandainya IKO dipadukan dengan seri mainan Lego Mindstorm – model EV3 bisa diubah jadi belasan tipe robot, termasuk gitar listrik dan mainan. Anak-anak sendiri sangat menyukai Lego karena mainan konstruksi ini mendukung imajinasi mereka.
Info menarik: Bricasso Ialah Printer Lego Untuk Mencetak Mosaik Lego
IKO turut meringankan beban interaksi antara si kecil dengan kawan-kawannya. Biasanya seorang anak merasa kurang nyaman saat bertemu teman baru yang memiliki keterbatasan fisik. Tovar berusaha agar faktor emosional itu tidak melukai si kecil lebih jauh. Keberadaan IKO memastikan perhatian anak-anak tertuju padanya, dan pada akhirnya, si kecilpun dapat belajar sambil bermain.
Tetapi IKO sendiri bukanlah satu-satunya gagasan untuk memanfaatkan Lego sebagai pengganti anggota tubuh. Di tahun lalu, Christina Stephens memamerkan ‘kaki Lego’ buatannya melalui beberapa seri video di YouTube. Stephens harus merelakan kakinya setelah tertimpa kecelakaan parah. Ia juga mencoba membantu sesama korban dalam melewati trauma amputasi.