Catatan Editorial: Kolom idea@work yang hadir atas kerja sama dengan Idea Imaji kali ini akan membahas tentang copywriting untuk media sosial. Kita akan melihat beberapa contoh serta pembahasan bagaimana pentingnya copywriting nyuk media sosial.
What is Copywriting?
Menurut Wikipedia: “Copywriting adalah sebuah tindakan menulis yang tujuannya untuk mengiklankan atau memasarkan sebuah produk, bisnis, seseorang, opini atau ide. Sang pembaca tulisan diharapkan akan terbujuk untuk membeli produk yang diiklankan, atau menyetujui sudut pandang dari isi tulisan yang telah dibagikan.”
Copywriting secara lebih indah dijelaskan dalam blog Adverdreams: copywriting adalah seni menyusun kata-kata yang membangun emosi dan membentuk imajinasi, serta punya daya pengaruh yang begitu kuat. Obyek copywriting tentu saja mengolah kata dan menggunakan strategi kreatif periklanan yang benar-benar mempertimbangkan keadaan pasar, konsumen, kondisi serta persaingan.
Pekerjaan copywriting ini semacam menggabungkan antara sastrawi dan intelektual, artinya bagaimana sih caranya kita membuat naskah iklan yang berstrategi. Karena kata-kata tentu penting sekali dalam periklanan bukan?
Dalam dunia advertising, pengaplikasian copywriting tidak melulu dalam iklan di media cetak seperti billboard, brosur, katalog. Media-media lain juga menggunakannya seperti: Naskah di TV sebelum berubah menjadi iklan, lirik untuk jingle di radio, dan tentu saja di internet dan media sosial.
Ya, dalam media sosial, copywriting termasuk sebuah skill yang harus dikuasai. Pastinya karena sebagian besar interaksi brand dengan calon pembeli akan terjadi dalam bentuk tulisan. Seorang copywriter memulai pekerjaannya dari menulis deskripsi produk sampai mempromosikan ke media sosial itu sendiri.
Persiapan sebelum mulai menulis, seorang copywriter mempelajari product knowledge dari suatu brand dengan tujuan memahami kepada siapa tulisannya ditujukan. Tentu saja copywriter tidak akan bisa memuaskan semua orang, maka dari itu penting sekali mengenali target pasar, baca apa yang mereka baca, lakukan riset pasar kecil-kecilan dan memahami sebaik-baiknya target pasar sebelum menuliskan satu katapun.
Kita lihat contoh di bawah.
Dua gambar di atas adalah contoh tweet dari akun suatu produk. Bedanya, gambar kiri adalah produk dengan target pasar wanita, sedangkan yang kanan membidik pasar remaja pria. Terlihat bukan perbedaannya? Contoh lain yang paling sederhana, misalnya adalah kita tidak mungkin menuliskan kata “loe/gue” atau “gokil” untuk konten produk susu kalsium lanjut usia.
Kalau sudah didapat target pasarnya, baru seorang copywriter mulai menyusun konsep tulisan yang terstruktur, dan mewujudkan konsep tadi dalam bentuk tulisan yang konkrit.
Tapi yang tak kalah pentingnya adalah headlining, alias bikin headline. Menurut Brian Clark, Founder Copyblogger , 80% orang hanya membaca headline saja. Headline atau judul adalah elemen paling penting dalam copywriting. Tidak mungkin jika copywriter menginginkan tulisannya tidak dibaca? Jadilah copywriter menggunakan sebagian besar waktu untuk memikirkan headline yang akan membuat orang lain tertarik untuk terus membaca.
Nah, headline yang menarik ini banyak banget bentuknya. Tapi untuk konteks digital, kita ambil contoh saja yang paling sederhana:
Di atas adalah contoh headlining yang baik. Komunikatif, singkat, dan membuat penasaran. Karena headline yang cukup catchy ini, seringkali orang jadi tertarik untuk meng-klik URL berita lengkap yang juga terdapat di headline tersebut. Untuk contoh-contoh headline lainnya, silakan tengok di sini.
Meski headline itu luar biasa pentingnya, tentu kita tidak bisa lantas membikin konten secara asal-asalan. Dalam media sosial, khususnya Twitter, yang terbatas dengan 140 karakter jadi tantangan tersendiri bagi seorang copywriter, bagaimana caranya menghasilkan tulisan yang singkat, padat, dan tepat sasaran. Seorang copywriter dituntut untuk mampu ‘berwajah banyak’ jika dalam kondisi menulis untuk lebih dari satu brand. Disinilah riset kecil-kecilan tadi bermanfaat, bagaimana menulis untuk produk anak-anak, remaja, dewasa, juga pria atau wanita. Apa sih bahasa “gaul” yang lazim dipakai masing-masing pasar? Atau hal yang sedang hangat dibincangkan?
Kemampuan mengolah kata, dan kaya akan kosakata menjadi hal penting bagi copywriter agar tulisan yang dibuat tidak membosankan, dan selalu membawa ide segar dalam setiap tulisan. Tentu saja semua tidak terlepas dari kata-kata yang informatif, bersahabat, komunikatif, tidak bertele-tele, dan merangkai kalimat yang membuat konsumen merasa nyaman, senang, dan menghibur.
Satu lagi yang terlihat sepele namun cukup penting, tujuan utama social media marketing adalah memanfaatkan kekuatan media sosial itu sendiri dalam menggapai banyak orang sekaligus. Nah, sekumpulan orang ini harus di-engage. Seorang copywriter harus mampu mengkomunikasikan materi dengan sedemikian rupa sehingga audiens merasa bahwa pesan tadi bersifat personal. Apakah terasa aneh saat kita mendengarkan radio, penyiar menggunakan kata ‘kalian’? Apakah terkesan tidak personal? Nah, sama seperti media lain yang menggunakan komunikasi personal, dalam social media, hal ini juga berlaku untuk menciptakan keakraban. Maka dari itu, gunakan kata sapaan seperti sedang berbicara dengan satu orang, seperti: “Anda” atau “Kamu” yang tentunya disesuaikan dengan target pasar, tak jarang suatu brand mempunya panggilan akrab seperti “Bro”, “Sobat” atau panggilan lain yang seringkali tergantung juga dengan image yang ingin diciptakan dari suatu produk
Menurut pengalaman saya pribadi sebagai copywriter, profesi ini menuntun kemampuan analisa yang tinggi, terutama dalam mengenali audiens. Saat-saat yang menyenangkan adalah saat kita ‘berubah’ dari satu kepribadian ke kepribadian lain. Ada kalanya seorang copywriter harus menjadi seseorang yang ceria dan gaul ala remaja, kemudian jadi pribadi super feminin yang up-to-date terhadap tren fashion terbaru, kemudian berubah menjadi laki-laki yang maskulin dalam waktu yang kadang bersamaan. Konsentrasi tentu saja jangan sampai terpecah, jangan sampai tertukar antara satu identitas dengan identitas yang lain.
Simpelnya sih, kami para copywriter adalah orang-orang yang wajib memiliki kepribadian yang kaya. 😉
Profil Penulis:
Dian Afrillia, seorang wanita yang suka begadang dan minum kopi ini bekerja sebagai Content Planner di Idea Imaji. Berzodiak Aries, berkarakter melankolis plegmatis, dan menyukai hal-hal yang menyenangkan dan menenangkan. Mempunyai ketertarikan lebih dalam dunia penulisan dan biasa melatih kebiasaan menulisnya lewat akun twitter @AJINOMOTI .