Catatan Editorial: Kolom idea@work yang hadir atas kerja sama dengan Idea Imaji kali ini akan membahas aktivitas brand dalam perangkat bergerak. Perkembangan perangkat bergerak yang semakin meningkat, beberapa contoh aktivitas brand di ranah ini dan pembahasan lain. Selamat membaca.
Menurut data yang diperoleh dari Markplus Insight penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2011 sudah mencapai 55 juta orang yang meningkat sebelumnya dari 42 juta orang. Dari angka ini, sekitar 57,4% atau sekitar 29 juta adalah pengguna mobile.
Jumlah pengguna mobile yang fantastis ini tentunya merupakan indikator tingginya penggunaan smartphone di Indonesia. Beberapa platform smartphone yang hadir di Indonesia antara lain BlackBerry, Apple dan Android. Smartphone tersebut memberikan fitur dan sensasi yang berbeda kepada konsumen untuk menggunakannya. Namun pada dasarnya penggunaan smartphone tersebut digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari konsumen yang “go mobile”.
Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari Global StatCounter (Maret 2012 – Maret 2013), Operating System (OS) Android mengalami peningkatan yang tajam. Hal ini dikarenakan berkembangnya berbagai macam device, mulai dari tablet dengan harga murah sampai dengan smartphone high end dengan berbagai macam fitur yang menggoda.
Seiring peningkatan pengguna smartphone, pengguna social media pun turut bertambah. Dengan meningkatnya kualitas hardware ditambah dengan semakin terjangkaunya harga smartphone, masyarakat semakin mudah mengakses social media di manapun, kapanpun. Efeknya pun mudah dilihat. Tentu Anda sudah biasa melihat foto-foto makanan mencemari timeline Twitter Anda, bukan? Atau rekan-rekan Anda yang menggunakan Foursquare atau Path untuk check-in di café-café? Itulah bukti betapa membuminya penggunaan smartphone sekarang ini.
Dalam social media campaign sering dikenal istilah Brand Activation, sebagai strategi agar brand dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Umumnya aktivitas dari Brand Activation ini ditandai dengan diadakannya berbagai kontes pada social media seperti Facebook atau Twitter.
Sebagian besar brand sudah banyak yang menggunakan social media sebagai media untuk mendekatkan diri dengan konsumen melalui berbagai macam campaign. Hal ini sejalan dengan kredo yang disampaikan oleh Hermawan Kartajaya dalam bukunya yang berjudul “Marketing 3.0: From Products to Customers to the Human Spirit”, yang menyebutkan bahwa sebuah brand harus mempunyai “human spirit”, yaitu brand juga harus bisa bertindak sebagai “manusia” atau “teman” oleh konsumen sehingga konsumen merasakan bahwa mereka juga membutuhkan brand tersebut.
Namun, apakah social media campaign saja cukup? Dengan berkembangnya smartphone di tanah air saat ini seharusnya terbuka peluang agar brand dapat melakukan ekspansi untuk menggunakan smartphone sebagai salah satu tool untuk melakukan Brand Activation.
Lalu bagaimana agar smartphone tersebut dapat menjadi marketing tool yang baik? Jika pertanyaan tersebut muncul dibenak Anda, silakan kembali ke paragraf sebelumnya tentang mobilitas dan human spirit. Pada dasarnya Anda harus dapat menggabungkan dua elemen tersebut agar Brand Activation Anda menggunakan smartphone berhasil. Tentunya dengan menggunakan smartphone tersebut Anda diharuskan membuat sebuah aplikasi yang berkaitan dengan Brand Activation dan brand Anda sendiri.
Saya ambil contoh, Oreo menggunakan mobile games “Twist Lick Dunk” untuk melakukan aktivitas campaign-nya. Tentunya slogan tersebut tidak asing lagi di telinga kita, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berupa “diputer dijilat terus dicelupin deh”. Mobile games ini mempunyai gameplay yang serupa dengan Fruit Ninja lalu dikombinasikan dengan identitas brand Oreo sehingga efeknya konsumen akan lebih faham bagaimana merasakan sensasi untuk menikmati Oreo. Selain itu, pada games tersebut konsumen dapat memperoleh skor yang nantinya akan ditukarkan (atau dibelanjakan) dengan produk Oreo lainnya. Di sini terdapat aktivitas konsumen aware terhadap produk Oreo dan tertarik untuk mencoba produk yang sudah ada ataupun produk baru dari Oreo.
Lain halnya dengan brand dalam negeri Tri yang saat ini merilis sebuah aplikasi bernama “BimaTri”. Aplikasi tersebut mempunyai fitur utama untuk mengingatkan konsumen untuk mengisi ulang ketika kuota sudah mencapai batas atau ketika masa tenggang akan berakhir. Tri sangat cerdik melihat potensi tersebut karena saat ini belum ada aplikasi serupa di pasaran Indonesia. Selain itu, terdapat juga fitur lain seperti profile, isi ulang dan tips & trick. Data yang saya dapat ketika melihat aplikasi tersebut di Google Play Store, sudah diunduh sekitar 500.000 kali dengan jumlah review mencapai 1,856 reviewers (diakses pada tanggal 2 April 2013, pukul 15:47).
Dengan melihat potensi penggunaan smartphone di Indonesia saat ini tentunya terbuka peluang yang sangat lebar untuk brand atau agency untuk menentukan langkah Brand Activation yang menarget pengguna smartphone secara spesifik. Langkah ini bisa saja dengan merilis mobile games (advergames) atau aplikasi yang dapat memanjakan konsumen untuk menunjang aktivitas sehari-hari tanpa menghilangkan identitas dari brand itu sendiri.
Nah, para pemasar, sudah smartphone-ready-kah Brand Activation Anda? 😉
Profil Penulis:
Sandi Andrian adalah founder, CEO, Programmer, Marketing, dan penggembira di Coder Alliance. Dengan kemampuan multi-tasking-nya yang monumental tersebut, pantas rasanya jika ia menyebut diri sebagai “Mixed Juice Developer” selain dari pekerjaanya sebagai part-time traveller. Silakan ikuti @andriansandi juga untuk membaca tweet-tweet yang cukup random. You’ve been warned.