Seorang desainer asal Australia menciptakan tas pintar yang dapat menjaga Anda dari berbelanja secara berlebihan
Masalah terbesar bagi para shopaholic adalah mereka tidak bisa menahan dorongan untuk selalu berbelanja. Banyak di antara para penggila belanja itu yang mengaku bahwa mereka menghabiskan uang untuk barang-barang yang ‘kurang’ mereka butuhkan – bahkan tidak sedikit yang memperlihatkan gejala compulsive buying disorder: sebuah rasa yang tidak tertahankan untuk membeli sesuatu. Jangan khawatir, seorang desainer asal Australia menciptakan tas pintar yang dapat menjaga Anda dari berbelanja secara berlebihan.
Sang desainer bernama Michelle Hutchison itu menjelaskan bagaimana teman-teman senegaranya tidak bisa mengontrol penggunaan kartu kredit dan tidak sadar bagaimana ‘hobi’ impulsif ini berdampak besar pada keuangan mereka. Dari sana Michelle mendapatkan ide, jika shopaholic tidak bisa menahan diri untuk berhenti menghabiskan uang, bagaimana jika pengelolaan uang mereka dibantu oleh perangkat pintar?
Info menarik: Daftar Aplikasi BlackBerry Paling Populer di Indonesia Tahun 2013
Dengan inspirasi baru ini, Hutchison mengenalkan iBag (tidak dibuat oleh Apple dan tidak memiliki kaitan dengan iDevice). Ia adalah perangkat berupa tas wanita yang mengintegrasikan sensor pintar di dalam dompet untuk melacak pengeluaran uang. Jika sensor membaca pengeluaran yang berlebihan, atau sang pemilik masuk ke toko favorit, tas ini bisa mengunci dirinya sendiri.
iBag memanfaatkan sensor cerdas untuk melacak seberapa sering Anda mengeluarkan dompet dari tas. Pengguna juga bisa mengatur kapan tas akan terkunci di masa ‘genting’ ketika Anda sangat mudah mengeluarkan uang – seperti contohnya jam makan siang. Sebuah modul ponsel akan mengirim peringatan berupa SMS jika Anda memasuki zona berbelanja, yang bisa Anda sesuaikan dengan pusat perbelanjaan tertentu atau mall favorit. Kemudian sebuah chip kontrol GPS dengan LED akan mengingatkan Anda jika melewati batas itu.
Rancangan tas pintar ini dirilis setelah website Creditcardfinder.com menemukan data penting: satu dari empat pemilik kartu kredit tidak membayar hutangnya secara penuh tiap bulan. Entah mereka lupa, sengaja lupa, atau membebankan pemilik kartu kredit sesungguhnya – seperti orang tua atau suami/istri. Data ini juga tampak pas jika disandingkan dengan gejala compulsive buying disorder.
Info menarik: Lebih Dari Sekedar Musik dengan Nokia MixRadio API
Akhirnya hasil survei tersebut menekankan bahwa harus ada sebuah cara alternatif yang ekstrim bagi beberapa pemilik kartu kredit untuk mengurangi pembelian barang yang sia-sia. Hutchison menjelaskan, “iBag diharapkan mampu membantu mereka yang memiliki masalah hutang ringan dengan menutup kemampuan membeli pada jam-jam tertentu, juga kemampuan mereka mengirim SMS saat berada di zona-zona ‘berbahaya’.”
Namun Michell Hutchison menyadari bahwa iBag bukanlah solusi jangka panjang akan masalah pengeluaran uang berlebihan. Walaupun tas ini merupakan opsi ekstrim bagi orang-orang boros, iBag bukanlah jawaban untuk segala masalah semua penderita compulsive buying disorder. Ia menyimpulkan, “iBag mungkin dapat mengingatkan Anda untuk tidak menggunakan kartu kredit, tetapi ia tidak bisa menghentikan sifat boros penggunanya, tidak bisa membatasi jumlah pengeluaran ataupun bagaimana cara yang tepat untuk membayar hutang.”
Penciptanya belum membeberkan berapa harga iBag dan kapan ia akan tersedia di pasar. Satu hal lagi, sejauh ini tampaknya iBag hanya didesain sebagai tas perempuan. Saya punya sedikit alternatif sederhana untuk Anda yang ingin tidak bermasalah dengan kartu kredit dan belum siap untuk menggunakan kartu kredit secara bertanggung jawab: menunda buat kartu kredit sebelum siap. 🙂
Sumber gambar dan artikel: Dailymail.co.uk.