Dark
Light

Perusahaan “Group Retail” D2C Hypefast Berikan Investasi ke Bonnels

1 min read
December 28, 2020
Bonnels menjadi bagian dari 12 portofolio Hypefast untuk mendorong pertumbuhan bisnis brand yang lebih baik
Hypefast fokus membantu brand retail bertumbuh dan berekspansi dengan dukungan dana, tim, dan ekosistem

Hypefast, sebuah group direct-to-consumer (D2C) retail company, mengumumkan pemberian investasi ke Bonnels, sebuah brand online yang menjual produk natural untuk ibu dan anak-anak, dengan jumlah yang tidak disebutkan.

Bergabungnya Bonnels menambah portofolio yang telah dikumpulkan Hypefast. Kepada DailySocial, Founder dan CEO Hypefast Achmad Alkatiri mengatakan saat ini perusahaan telah memiliki 12 portofolio dan Bonnels adalah portofolio pertama mereka di sektor kesehatan dan kecantikan. Achmad memastikan mereka akan melipatgandakan investasi di sektor ini.

Meskipun belum bisa menjelaskan secara detail, Achmad menyebutkan bisnis Hypefast adalah mengembangkan tim, ekosistem, dan dana untuk membantu brand berkembang dan berekspansi dengan cepat. Brand yang menjadi sasaran Hypefast adalah yang memiliki keuntungan tahunan lebih dari Rp500 juta dan porsi mayoritas bisnisnya di ranah online.

Hypefast didirikan oleh orang-orang yang lama berkecimpung di industri, khususnya alumni Rocket Internet. Selain Achmad yang pernah menjadi CMO Lazada Indonesia, para penasihat perusahaan adalah Florian Holm (mantan CEO Lazada Indonesia), Ioann Fainsilber (Co-Founder Pintek), dan Jakob Rost (Co-Founder dan CEO Ayoconnect).

Dalam rilisnya, Brand Founder Bonnels Denny Santoso mengatakan, “Seiring dengan perjalanan Bonnels, kami membutuhkan partner yang memiliki latar belakang, pengalaman dan sumber daya yang kuat untuk mendukung misi saya yaitu membawa Bonnels menjadi brand retail produk natural bayi, anak-anak dan ibu terbesar di Asia Tenggara. Hypefast dengan seluruh sumber daya dan ekosistem yang dimilikinya merupakan pilihan paling tepat untuk mendorong pertumbuhan Bonnels. Saya senang sekali bisa bergabung ke dalam keluarga besar Hypefast.”

Bonnels, selain berjualan di platform e-commerce-nya sendiri, juga memiliki gerai di sejumlah online marketplace terkemuka.

Denny sendiri tak asing di industri startup dan telah mewarnai ekosistem ini sejak awal. Selain Bonnels, ia juga mengembangkan platform Tribelio untuk memudahkan perusahaan membangun dan memasarkan produk berbasis komunitas.

Achmad menambahkan, “Hypefast dan Bonnels memiliki visi dan misi yang sama, yaitu membangun ekosistem brand lokal Indonesia, hingga dapat bersaing tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara lainnya. Saya
melihat Bonnels memiliki potensi yang cukup besar serta kualitas dari produk yang dimiliki sudah dapat bersaing dengan brand dari luar negeri.”

Pertumbuhan sektor D2C dan new economy mewarnai industri startup Indonesia tahun ini. Dimulai dari brand kopi, investasi di sektor ini juga merambah produk kesehatan, kecantikan, dan F&B.

Pasca akuisisi, Farmaku dan DokterSehat tetap beroperasi seperti biasa. CEO DokterSehat menjadi CMO Farmaku
Previous Story

Startup Healthtech Farmaku Akuisisi Portal Informasi DokterSehat

Para Co-Founder Pajak.io: Fadil Moestar (CPO), Rayhan Gautama (CEO), dan Jefriansyah Hertikawan (CTO) / Pajak.io
Next Story

Pajak.io Jembatani Kebutuhan UKM Soal Perpajakan

Latest from Blog

Don't Miss