Dark
Light

HumBird Gunakan Teknologi Bone Conduction Untuk Mengubah Segala Objek Jadi Speaker

1 min read
July 5, 2019

Istilah bone conduction di ranah audio memang terdengar cukup baru buat kita, namun solusi ini sebetulnya sudah digunakan oleh Ludwig van Beethoven untuk terus berkarya bahkan ketika ia kehilangan kemampuan mendengar. Sederhananya, sistem tersebut memanfaatkan tulang di kepala untuk mengantarkan suara ke koklea – bukan menggunakan getaran di udara seperti saat kita mendengar suara secara normal.

Bagi sejumlah orang, metode ‘getaran tulang’ memang bukanlah cara terbaik dalam menikmati musik. Namun, bone conduction membuka banyak peluang penggunaan lain karena sistem ini memungkinkan kita untuk mendengarkan konten tanpa mengurangi faktor keawasan terhadap keadaan di sekitar. Menariknya, tim Duramobi menemukan cara lain buat memanfaatkan teknologi bone conduction lewat produk bernama HumBird.

HumBird merupakan perangkat audio sekaligus alat eksperimen seru. Fungsinya adalah mengubah objek apapun – diutamakan yang memiliki ruang kosong di tengahnya – menjadi speaker. HumBird mempunyai wujud mungil, dibuat dari bahan aluminium kelas pesawat terbang dan mempunyai bentuk pipih seperti puck hoki dengan diameter cuma 4-sentimeter dan bobot 35-gram. Perangkat tersambung ke smartphone secara nirkabel via Bluetooth 5.0.

HumBird 4

Dengan menaruhnya di suatu permukaan, HumBird bisa menghasilkan suara sampai 115-desibel – sekitar empat hingga lima kali lebih lantang dibanding speaker smartphone. Uniknya, tiap-tiap objek mempunyai karakteristik audio berbeda: boks kardus membuat bass lebih terasa, permukaan kaca memastikan output terdengar lebih jernih, lalu objek keras seperti meja kayu atau dashboard mobil memastikan suara vokal jadi lebih jelas. Tentu saja objek-objek lain punya efek sendiri dan Anda dipersilakan untuk bereksplorasi.

HumBird 3

Duramobi menjelaskan, “Dengan mengadopsi teknologi bone conduction dan instrumen moving coil, HumBird mengubah suara jadi getaran mekanik di frekuensi yang bervariasi, memanfaatkan efek pada material-material berbeda tempat ia diletakkan. HumBird mampu menghasilkan vibrasi yang orisinal, berubah-ubah, dan bisa dikustomisasi. Ia membuktikan bahwa semua hal punya suaranya sendiri.”

HumBird 2

HumBird ditenagai oleh baterai 400mAH yang dijanjikan sanggup menyajikan musik selama tiga jam non-stop. Untuk mengisi ulang kembali, tersedia charging port USB type-C. Durasi charging-nya cukup singkat. Dari kondisi kosong ke 80 persen hanya memakan waktu 15 menit. Hal unik lain dari HumBird ialah, Anda bisa memasangkan dua speaker bone conduction ini buat mendapatkan output stereo.

Duramobi telah mempersilakan kita untuk memesan HumBird. Produk bisa Anda beli di Kickstarter, dijajakan seharga mulai HK$ 156 (kisaran US$ 20) selama masa pengumpulan dana masih berlangsung. Khusus para backer, HumBird akan mereka dapatkan pada bulan Agustus 2019 nanti.

Tren OTT di Indonesia
Previous Story

Penikmat “Video Streaming” di Indonesia Tak Masalahkan Iklan

Ovo SmartCube diluncurkan sebagai smart vending machine yang diklaim bisa memahami pengguna
Next Story

Ovo Luncurkan “Smart Vending Machine” Ovo SmartCube

Latest from Blog

Don't Miss

AI banyak dipakai dalam pembuatan game Firmament

AI Banyak Dipakai dalam Pembuatan Game Ini, Sejumlah Pemainnya Kecewa

Penggunaan generative AI di industri video game terus menuai kontroversi.

Huawei Umumkan Sederet Perangkat Baru, Beberapa di Antaranya Merupakan Debut di Kategori Anyar

Event MWC 2022 yang tengah digelar di kota Barcelona dibanjiri