Masalah tidak habis-habisnya datang menghantui Huawei, salah satu perusahaan asal Tiongkok yang memproduksi smartphone seperti P40, Mate, dan Nova. Selama ini, Huawei tidak lagi menggunakan Google Mobile Service pada perangkat Android mereka karena pemerintah Amerika. Namun, hal tersebut bisa dilalui oleh Huawei dengan membuat ekosistem sendiri.
Apakah setelah itu masalah selesai? Tidak. Kali ini, Huawei terancam untuk tidak bisa menggunakan cip buatan sendiri, yaitu Kirin. CEO Huawei, Richard Yu mengatakan bahwa mereka saat ini kehabisan cip Kirin karena sanksi dari pemerintah Amerika. Hal tersebut disebabkan oleh pabrik yang memproduksi cip mereka menggunakan teknologi manufaktur dari Amerika.
“Ini kerugian yang sangat besar bagi kami. Sayangnya, dalam putaran kedua sanksi AS, produsen cip kami hanya menerima pesanan hingga 15 Mei 2020. Produksi akan ditutup pada 15 September 2020. Tahun ini mungkin merupakan generasi terakhir chip kelas atas Huawei Kirin.”, kata Richard Yu.
Huawei saat ini masih bakal meluncurkan seri Mate 40 pada kuartal akhir tahun 2020 ini. Akan tetapi, seri ini nantinya bisa jadi bakal terpengaruh karena jumlah cip yang semakin menipis. Huawei sendiri juga sudah melakukan pembicaraan dengan Qualcomm, namun belum terjadi persetujuan di antara kedua pihak.
Di lain pihak, Honor yang juga anak perusahaan dari Huawei akan mendapatkan imbas dari minimnya cip Kirin tersebut. Namun, saat ini secara perlahan mereka bakal pindah menggunakan cip Mediatek sampai keadaan antara Huawei dengan pemerintah Amerika membaik.
Walaupun belum ada persetujuan antara kedua belah pihak, Honor sudah secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka akan menggunakan cip 5G dari Mediatek. Apalagi kalau bukan Mediatek Dimensity yang saat ini sedang dikedepankan oleh pihak Mediatek.
Huawei tampaknya juga menggunakan cip dari Mediatek. Saat ini, Huawei sudah memiliki perangkat bernama Enjoy Z atau ChangXiang Z. Smartphone Huawei Enjoy Z sendiri menggunakan Mediatek Dimensity 800 yang sudah mendukung jaringan 5G. Namun, perangkat ini masih dijual di pasar Tiongkok dan belum ada informasi apakah bakal masuk ke Indonesia.
Lalu apakah ini merupakan sebuah solusi bagi Huawei dalam meluncurkan perangkat smartphone mereka? Waktu yang akan menjawabnya, karena pemerintah AS pasti bisa mencari cara agar para produsen chipset seperti Mediatek dan Samsung untuk tidak bekerja sama dengan Huawei.
Sumber: 9To5Google, SlashGear