Kurang beruntung di sektor mobile, HTC perlahan ikut bermain di ranah VR melalui sub-brand mereka yang bernama Vive. Sejumlah perangkat berbasis VR juga sudah dilahirkan di bawah merk ini. Dan sekarang, HTC kemungkinan besar segera melakukan ekspansi di sektor VR yang dapat dipasangkan ke smartphone seusai terungkapnya paten baru yang sudah disetujui oleh USPTO.
Berdasarkan sumber, HTC sudah pernah mengajukan paten yang sama ke USPTO dan Trademark Office di bulan Juli 2016 tapi ditolak oleh keduanya karena dinilai gagal menjelaskan keunikan fiturnya. Setelah melakukan sejumlah penyesuaian, HTC akhirnya berhasil mengantongi paten dari USPTO dan disebut sedang berupaya merealisasikannya.
Headset VR dalam paten HTC ini hampir serupa dengan headset VR yang sudah ada di pasaran. Bedanya, headset ini bisa dilipat sehingga bentuknya makin ramping ketika tidak digunakan. Headset berperan sebagai aksesoris dan sistem lensa dengan dua bagian. Bagian pertama dengan lensa ganda yang bisa dilipat, dan bagian lainnya berupa case magnet untuk dikaitkan ke smartphone.
Ketika smartphone dicopot, lensa bisa dilipat dan perangkat akan berubah menjadi modul VR mini yang akan tergantung pada ukuran layar. Pengguna bisa menggeser smartphone ke bagian dasar perangkat dan memegang perangkat dengan satu atau dua tangan sambil menikmati konten-konten VR.
Rincian final headset HTC ini masih belum bisa dibeberkan apalagi dispekulasikan. HTC masih membutuhkan waktu yang panjang untuk berhasil merealisasikannya ke dalam produk akhir. Berapa lama? Bisa sangat lama. Namun dengan fokus yang tak lagi tersita ke sektor mobile, HTC punya lebih banyak sumber daya untuk menggarap proyek ini.
Sumber berita AndroidHeadlines dan Wipo.