Kemajuan teknologi dan kebutuhan mobilitas dalam bekerja dewasa ini memunculkan satu tren baru, yakni Bring Your Own Device (BYOD). Meskipun demikian, tren tersebut juga dapat menjadi pedang bermata dua, terutama dalam hal keamanan data perusahaan. Melihat hal tersebut, kemarin (5/5), Hewlett Packard (HP) memperkenalkan 8 produk terbaru bagi pebisnis untuk mendukung transformasi mobilitas di tempat bekerja. Delapan produk tersebut pun diklaim memiliki keamanan berlapis dan mampu produktivitas karyawan lebih baik.
President Director Hewlett Packard Indonesia Subin Joseph mengatakan, “Mobilitas dalam bekerja saat ini bukan hanya sekedar mengakses email dari luar, tetapi juga mengenai bagaimana kita dapat tehubung dengan perusahaan ataupun pelanggan kita. Sayangnya hal ini masih belum dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat yang punya perangkat mobile modern saat ini, seperti di Indonesia, meskipun penetrasinya (perangkat mobile) tinggi.”
Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset IDC tahun 2014 untuk penerapan mobilitas bisnis perusahaan, masih berada di fase kedua (opportunistic). Meskipun demikian, pihak IDC juga menyebutkan bahwa di tahun ini Indonesia akan berhasil mencapai fase ketiga yakni Repeatable. Tetapi untuk mencapai ke fase tersebut pun bukan tanpa hambatan, karena saat ini BYOD masih menjadi hambatan utama perusahaan.
Associate Research Director and Head of Operations IDC Indonesia Sudev Bangah yang juga hadir di acara peluncuran produk HP kemarin mengatakan, “BYOD merupakan hambatan paling utama dalam merealisasikan strategi enterprise mobility di Indonesia. Kenapa? Karena dengan banyaknya device (pribadi) yang mungkin terhubung dengan jaringan perusahaan, di saat yang bersamaan Anda juga dapat menimbulkan masalah keamanan untuk perusahaan.”
Lebih lanjut Sudev juga menyebutkan hambatan lainnya adalah masyarakat Indonesia sendiri. Sudev mengungkapkan, berdasarkan hasil riset IDC, Indonesia adalah negara yang menunjukkan angka paling tinggi untuk terhubung ke jaringan tanpa “permisi” terlebih dahulu. Selain itu, orang Indonesia juga dianggap cenderung pintar menemukan “back door” dalam suatu sistem.
Berdasaran hal tersebut, HP mencoba menawarkan solusi mobilitas bisnis perusahaan melalui delapan produk terbarunya yang diklaim telah dirancang secara khusus untuk dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerjanya, baik di bidang edukasi, kesehatan, keamanan publik, hinggga industri ritel.
HP juga bekerja sama dengan beberapa vendor perangkat lunak independen untuk memberikan solusi bisnis lengkap yang berfokus pada mobilitas. Beberapa di antaranya yakni Carner (untuk solusi kesehatan), Integraph (untuk solusi kemanan publik), dan SAP EAM Solution yang direncanakan untuk menjadi inti integrasi dalam memberikan solusi alur kerja untuk pelanggan vertikal dan industri.