Berangkat dari kecintaan yang besar terhadap produk buatan asli Indonesia, situs marketplace Heritage.id didirikan. Selain ingin menjadi salah satu marketplace lokal yang secara khusus menjual produk kerajinan tangan hingga busana asli buatan Indonesia, Heritage.id juga berharap bisa membantu para pengrajin tradisional yang masih banyak di daerah mendapatkan keuntungan dan pendapatan yang adil, hal tersebut yang kemudian menjadi komitmen dari para pendiri situs marketplace Heritage.id.
CEO Heritage.id Aizza Jundana kepada DailySocial mengatakan:
“Kami sadar bahwa sekarang ini banyak sekali produk Indonesia yang berkualitas tinggi dengan nilai budaya dan cita rasa Indonesia makin lama makin berkurang karena tidak adanya insentif bagi para pengrajin untuk memproduksinya. Dari situ kami bersepakat untuk memulai bisnis startup yang bisa membantu pengusaha dan pengrajin lokal untuk mempromosikan dan memasarkan produk produk mereka yang asli buatan Indonesia.”
Perbedaan harga yang cukup mencolok antara produk asli dengan produk yang sudah dijual di toko-toko ternama, menjadikan produk kerajinan buatan asli Indonesia terbilang mahal dan makin sulit untuk dicari. Apalagi dengan makin banyaknya mal hingga toko-toko besar yang menjual produk tersebut secara langsung kepada pasar.
Melihat potensi tersebut, Heritage.id mencoba untuk memotong sistem penjualan yang ada, dengan langsung menawarkan kemudahan dan kesempatan untuk berjualan kepada pengrajin langsung, sehingga nantinya akan mudah menemukan produk Indonesia berkualitas, lebih banyak variasinya, dengan harga bersaing, dan saling menguntungkan baik untuk pengrajin maupun pembeli produk Indonesia.
“Kami juga menyadari bahwa pertumbuhan e-commerce masih sangat potensial di Indonesia, maka terlintas ide untuk membuat online marketplace untuk mewujudkan mimpi kami membangkitkan produk Indonesia baik secara domestik maupun di tingkat global,” kata Aizza.
Melancarkan penggalangan dana dan menambah jumlah penjual
Saat ini Heritage.id masih menjalankan bisnisnya dengan cara bootstrapping, dana tersebut diantaranya digunakan untuk pengembangan teknologi, penambahan jumlah penjual hingga melakukan promosi untuk mengakuisisi pelanggan. Sejak diluncurkan pada bulan Febuari 2016, saat ini Heritage.id mengklaim telah memliki lebih dari 300 merchant dan lebih dari 700 user, ribuan produk di platform dan ribuan produk lainnya dalam proses kurasi dan moderasi.
“Saat ini kami membagi dalam 7 (tujuh) kategori produk, yang terdiri dari batik dan tenun, fashion, kerajinan dan anyaman, perhiasan, wayang dan lukisan, kesehatan dan kecantikan, serta kuliner,” kata Aizza.
Untuk mengembangkan peluang bisnis yang ada, Heritage.id juga tengah mempersiapkan untuk melakukan penggalangan dana, dengan melakukan pendekatan kepada investor lokal hingga asing yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu mendukung pengrajin produk Indonesia untuk kemudian mengadopsi teknologi untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
“Kami ingin mengajak pecinta produk Indonesia di seluruh nusantara untuk segera bergabung bersama kami, karena kami senang sekali bukan hanya jika ada orang yang mau membeli produk di platform kami tapi juga jika banyak yang tertarik untuk berjualan di tempat kami dan bersama sama memajukan produk Indonesia,” tutup Aizza.