Selain video game, terdapat probabilitas besar bahwa virtual reality akan turut mengubah cara kita dalam menikmati konten sinematik semisal film. Industri perfilman telah bermain-main dengan VR semenjak DK 1 tersedia, bahkan Oculus VR sendiri menciptakan tim in-house Oculus Story Studio buat fokus ke ranah itu. Dan sebagai debut, mereka sedang menyiapkan Henry.
Keberadaan Henry diumumkan di awal bulan Juni kemarin lewat blog Oculus. Henry adalah film komedi animasi, mengisahkan seekor landak lucu. Rencananya film ini akan dibundel gratis di versi retail Oculus Rift saat ia diluncurkan pada triwulan pertama 2016 nanti. Namun beberapa orang terpilih ternyata bisa menontonnya dalam acara eksklusif yang diadakan di hari Selasa tanggal 28 Juli di Beverly Hills.
Di sana, para tamu dipinjamkan unit retail Oculus Rift dan diajak menjelajahi dunia ‘kartun’ Henry, digarap apik seluas 360 derajat. Dikisahkan, Henry sedang merayakan ulang tahun. Ia sangat suka memeluk, tapi karakter-karakter lain malah takut pada duri di punggungnya. Henry disutradarai oleh mantan animator Pixar, Ramiro Lopez Dau. Karyanya mungkin sangat familier buat Anda, meliputi Brave dan Monster University.
Lopez Dau menjelaskan, tujuan pembuatan Henry ialah menantang daya cipta para talenta di belakangnya. Penyampaian cerita dan narasi dalam VR tentu berbeda dari film standard, kemudian mereka harus mencari solusi bagaimana memperlihatkan emosi para tokoh, serta mencari tahu apakah langkah tersebut efektif dan apa dampaknya bagi penonton. Menurut Oculus Story Studio, Henry merupakan gambaran kecil potensi VR di industri film masa depan.
Info menarik: Hands-On Oculus Rift Crescent Bay Prototype Bersama AMD Radeon R9 Fury X
Ketika biasanya kita melihat cerita serta karakter film dari perspektif tertentu, ketiadaan layar yang memisahkan Anda menyebabkan tokoh Henry benar-benar dekat dan nyata. Via US News, co-founder Palmer Luckey menjelaskan, mereka ingin film semisal Henry memudahkan orang belajar, memberi contoh serta menginspirasi mereka untuk membuat konten VR lebih baik lagi.
Tak seperti game VR, Henry menyajikan pengalaman pasif dan tidak membutuhkan controller. Anda cukup menggerakan Oculus Rift buat melihat isi rumah pohon milik sang landak lucu itu. Uniknya, Lopez Dau menambahkan kemampuan bagi Henry untuk memandang ke arah user selama film berlangsung. Durasinya cukup singkat, cuma berjalan kurang lebih 10 menit saja.
Henry adalah film kedua dari Oculus Story Studio. Kreasi pertama mereka diberi judul Lost, dipamerkan dalam ajang Sundance Film Festival awal tahun ini. Perlu diingat, Anda membutuhkan PC berspesifikasi cukup tinggi supaya Oculus Rift berjalan optimal.
Sumber tambahan: Hollywood Reporter.