Sukses dengan project Vinci 1.5 yang digalang tahun lalu, Inspero Inc kembali merancang sebuah perangkat headset namun dengan konsep baru yang lebih ditingkatkan. Sejumlah pembaruan dihadirkan di Vinci 2.0 ini, meliputi rancangan secara fisik dan juga piranti lunak di dalamnya.
Vinci 2.0 dirancang bukan sebatas perangkat penghantar audio dari player entah itu smartphone atau perangkat serupa lainnya, melainkan menawarkan cara yang selangkah lebih maju dan fleksibel, di mana ia mampu berfungsi ganda sebagai player dan juga output audio. Sederhananya, Vinci 2.0 mampu bekerja sendiri tanpa membutuhkan sokongan dari smartphone atau audio player lainnya.
Untuk memungkinkan fungsi itu dapat dilakukan, pengembang membenamkan konektivitas seluler 3G dan juga WiFi yang memberi kemampuan mengakses internet dan terhubung ke layanan streaming musik seperti Spotify, SoundCloud atau Amazon Music. Dan jika pengguna lebih memilih menggunakan akses offline, Vinci 2.0 menawarkan ruang simpan seluas 32GB yang mampu menampung ribuan lagu-lagu kesukaan pengguna untuk didengarkan sembari berolahraga atau ketika menghabiskan waktu sendirian di suatu tempat.
Tapi kemampuan Vinci 2.0 lebih dari sebatas memutar musik secara online dan offline, karena dari segi perangkat keras, Vinci 2.0 mempunyai sederet komponen yang menjanjikan, antara lain bekal prosesor MediaTek quad-core Cortex-A7 yang disandingkan dengan RAM sebesar 1GB. Konfigurasi yang cukup wah kan, mengingat ini hanya perangkat headset yang menempel di telinga. Ia bahkan lebih gahar dari ponsel feature yang sekarang masih banyak beredar di Indonesia. Lebih keren lagi, headset juga mengemas sistem operasi modifikasi berbasis Android dan dukungan Amazon Alexa yang memungkinkan perangkat menerima perintah suara untuk melakukan berbagai tugas seperti membuat panggilan telepon, membuat pengingat, menampilkan statistik kesehatan dan catatan latihan dan lain-lain. Total, ada 12.000 keahlian dan layanan yang mungkin dilakukan olehnya.
Kemampuan mengesankan Vinci 2.0 tak lepas dari hadirnya teknologi kecerdasan buatan yang secara cerdas memanfaatkan ketersediaan sensor dan jaringan syaraf untuk belajar dan berkembang. Otak digital cerdas ini secara terus menerus belajar dari apa yang dilakukan oleh pengguna, dari kebiasaan, pilihan lagu, daftar putar, pola latihan, input perintah dan lain-lain untuk kemudian membentuk semacam pola gaya hidup sesuai dengan preferensi masing-masing penggunanya. Artinya, semakin sering digunakan, semakin sering disuruh, semakin sering diajak berjalan, maka Vinzi 2.0 akan semakin pintar layaknya sebuah komputer namun dalam bentuk headset sederhana.
Vinci 2.0 saat ini sedang dalam tahap penggalangan dana untuk segera dapat direalisasikan. Simak apa dan bagaimana kemampuan Vinci 2.0 ini melalui laman KickStarter atau situs resminya.