20 July 2022

by Daniel Hamiaz

Ingin Produksi "Star Wars" atau "Harry Potter" versi mereka, Netflix akan Susun Strategi.

Netflix terus berupaya untuk mencegah kejatuhan perusahaan mereka.

Selain merambah ke game dan ingin memasukkan iklan, Netflix ternyata juga ingin ada Harry Potter dan Star Wars di platform mereka.

Netflix merupakan sebuah perusahaan layanan streaming video yang popularitasnya sedang berada di titik teratas saat ini. Kehadiran mereka mulai disadari dan diminati oleh masyarakat dunia, khususnya pada masa awal pandemi. Sebagai perusahaan jasa streaming, Netflix baru saja membeberkan rencana mereka ke depan, yang cukup berani.

Dilansir dari Reuters, Netflix akan mencoba untuk membangun sebuah "brand", yang tidak hanya dinikmati lewat film saja. Contoh brand yang mereka berikan adalah Mickey Mouse dan Star Wars. Keduanya telah melampaui media film, dan merambah ke dalam industri televisi, games, dan produk konsumen.

Mereka berencana untuk mencari kembali show-show dan film-film apa saja yang mereka bisa uraikan universe-nya, beserta dengan karakter-karakter di dalamnya, agar mereka bisa kembali lagi dan lagi. Strategi franchise ini, sejalan dengan koleksi film Netflix yang sangat besar, dari berbagai genre.

"Kami ingin memiliki 'Star Wars' atau 'Harry Potter' versi kami sendiri, dan kami berusaha sangat keras untuk membangunnya." ujar Matthew Thunell, wakil presiden Netflix. "Keduanya tidak dibentuk hanya dalam waktu semalam."

Dengan pernyataan tersebut, bukan berarti proyek Netflix selanjutnya akan bertemakan perang antar galaksi atau tentang dunia sihir, melainkan merintis sebuah cerita atau franchise.

Visi dan pandangan Matthew Thunell menawarkan cara dan sudut pandang yang berbeda. Dengan mengkolaborasikan sejumlah eksekutif kreatif, masing-masing bisa mengerjakan sebuah proyek secara mandiri, namun dengan garis akhir yang sama.

Bukan tanpa modal, salah satu franchise original milik Netflix, yaitu Stranger Things, memang berhasil menarik perhatian, karena ceritanya yang bagus, dengan pemilihan casting yang tepat. Seri tersebut kini sudah mencapai season 4.

"Di dalam sebuah studio tradisional, ada sebuah sekat yang besar antara tim feature, tim animasi, dan tim series. Karena Netflix masih tergolong organisasi yang sangat muda, sekat-sekat tersebut tidak pernah ada sedari awal" katanya.

Walaupun memiliki popularitas yang cukup tinggi, tampaknya Netflix memang sedang menghadapi masa-masa sukar. Mulai dari munculnya kompetitor-kompetitor dengan harga subscribe yang lebih murah, hingga slogan tanpa iklan mereka yang kini mulai menjegal kaki mereka sendiri.

Dikutip dari Forbes, Netflix telah kehilangan 200 ribu subscriber di bulan April lalu. Bahkan mereka sendiri memprediksi akan kehilangan lebih dari 2 juta subscriber mereka di kuartal ini. Salah satu penyebab dari hal ini mereka akui karena munculnya perusahaan-perusahaan raksasa, yang ikut mendirikan jasa streaming mereka sendiri, seperti Disney+, HBO Max, dan Paramount.