Jika Anda termasuk orang yang bosan dengan berbagai keluh kesah yang diungkapkan di media sosial mainstream seperti Facebook atau Twitter, barangkali Happier adalah media sosial yang tepat untuk Anda. Media sosial yang satu ini punya satu peraturan unik: penggunanya hanya boleh mempublikasikan hal-hal yang membahagiakan dan positif.
Ide Happier didasari dari penelitian yang menyatakan bahwa orang-orang yang menulis hal-hal positif mengenai hari mereka akan merasa lebih bahagia. Happier juga pendukung kuat teori bahwa “kebahagiaan itu menular“. Dalam teori ini dikatakan jika seseorang memiliki teman yang bersikap positif, orang tersebut memiliki peluang 15% untuk menjadi bersikap positif juga.
Happier didirikan oleh Nataly Kogan dan berdomisili di Boston. Dalam wawancaranya kepada NY Times, Kogan menyatakan bahwa Happier didesain agar orang bisa berbagi momen-momen kecil yang positif dan membahagiakan. Kogan berargumen bahwa di jejaring sosial yang mainstream, momen-momen kecil ini tampak menjadi terlalu trivial untuk dibagikan. Misalnya saja pada gambar di bawah ini, beberapa pengguna Happier berbagi hal-hal yang namapknya sepele seperti makan malam bersama mertua, menyaksikan pertandingan basket di malam hari, atau panggilan telepon dari ayah, tapi mereka menganggap hal-hal ini adalah hal yang membahagiakan bagi mereka.
Dalam interaksi saya yang hanya sebentar dengan media sosial ini, memang nampaknya sebagian besar pengguna Happier memiliki visi yang serupa dengan Kogan. Sejauh ini saya belum menemui post yang bernada negatif atau keluh kesah. Meskipun menarik untuk disimak bagaimana komunitas pengguna Happier akan bereaksi terhadap post yang berbau negatif.
Diluncurkan mulai Februari tahun ini, Happier sejauh ini sudah menjaring lebih dari 100.000 pengguna yang sudah membagikan lebih dari 1 juta momen kebahagiaan mereka di media sosial tersebut. Saat ini Happier bisa diakses melalui aplikasi untuk iOS dan aplikasi web.