Dark
Light

[Guest Post]: Event Review Suwec “AprilMob(ile)” Meetup + Workshop

2 mins read
April 6, 2011

Artikel berikut dipersembahkan oleh Imam Muttaqin dan teman-taman Suwec yang hari Sabtu kemarin mengadakan acara meetup dan workshop dengan tema Web & Mobile App Opportunity.

Pembaca DailySocial mungkin sudah membaca beberapa artikel tentang acara ini di media lain, dan agar berbeda, artikel ini ditulis langsung oleh Imam Muttaqin sebagai salah satu inisiator suWec yang menuliskan rekap atas kegiatan yang berlangsung.

Ada empat pembicara serta rangkaian acara yang tidak hanya menghadirkan pembicara utama saja tetapi juga StartUp ShowUp! serta workshop QT Smartphone. Berikut liputannya.

Pertemuan bulanan yang diadakan Surabaya Web Community (suWec) pada bulan ini berlangsung meriah. Tak kurang dari seratus orang hadir pada acara yang bertajuk #AprilMob: Web & Mobile App Opportunity ini. Ballroom Brawijaya Hotel Novotel Surabaya pada hari itu (Sabtu, 2 April 2011) dipenuhi para pecinta web dan mobile dari Surabaya, Madura, Sidoarjo dan sekitarnya, serta beberapa pengembang web / mobile dari komunitas Bancakan 2.0 Yogyakarta.

Imam Muttaqin, salah seorang inisitor dan moderator suWec dalam sambutan pembukanya mengharapkan acara meetup dan workshop suWec ini dapat memberi bekal serta menambah semangat para pengembang aplikasi mobile lokal untuk berkarya. Mengapa #AprilMob? Imam memberi alasan, tagline tersebut diambil karena dekat dengan tanggal 1 April yang identik dengan AprilMop, kemudian diplesetkan menjadi AprilMob mengacu pada April Mobile.

Pembicara yang berbagi ilmu dan pengalaman dalam acara #AprilMob ini antara lain Narenda Wicaksono (Marketing Manager Nokia Indonesia), Zainal Abidin (pemenang Hackathon Bancakan), Ahmad Masykur (pembuat aplikasi pengingat jadwal shalat), dan Bernardus Sumartok (praktisi media digital dari Kompas-Gramedia).

Narenda memulai presentasi dengan menunjukkan data-data relevan seputar pengguna internet mobile serta potensinya. Dari data-data yang ia temukan, Narenda berkesimpulan, besarnya pengakses internet mobile ternyata belum bisa diimbangi jumlah produksi aplikasi dari mobile developer Indonesia. Hal tersebut tentu sangat disayangkan Narenda. Ada sekitar 209 juta pengguna internet mobile Indonesia yang seharusnya bisa menjadi pasar potensial untuk karya para mobile developer lokal.

Narenda mengharapkan para mobile developer Indonesia bisa menggali berbagai macam potensi lokal untuk kemudian dibuatkan aplikasi mobile-nya. Ia juga mengingatkan, sebaiknya para mobile developer jangan terpaku pada platform, tetapi juga harus berpikir bagaimana produk aplikasinya bisa menghasilkan uang.

Ahmad Masykur, seorang mobile developer yang aplikasinya diunduh sebanyak 30 ribu kali hanya dalam tiga minggu, mengatakan, pembuatan aplikasi sebaiknya didasari oleh kebutuhan calon pengguna. Meskipun itu kebutuhan kecil. Aplikasi pengingat jadwal shalat yang ia buat, misalnya. Banyak orang berharap, ada aplikasi pengingat jadwal shalat dalam perangkat mobile yang juga bisa menyesuaikan lokasi keberadaan penggunanya. Akhirnya, dari kebutuhan itu, Masykur membuat aplikasi mobile-nya.

Alasan Zainal Abidin membuat aplikasi mobile juga hampir sama dengan Masykur, yaitu karena melihat kebutuhan sehari-hari. Zainal membuat aplikasi jejaring sosial berbasis mobile untuk lokasi tempat kuliner. Dengan aplikasinya tersebut, ia berharap orang akan semakin mudah menemukan tempat kuliner yang tepat melalui perangkat mobile.

Pembicara keempat, Sumartok, dalam pertemuan tersebut lebih menyoroti tentang bagaimana sebaiknya tata letak serta tampilan aplikasi mobile dibuat. Menurut Sumartok, aplikasi yang baik adalah aplikasi yang tidak menyulitkan penggunanya dan bekerja sesuai fungsinya.

Menurut Sumartok, ada baiknya, sebelum menyentuh software desain dan perangkat pemrograman, pembuat aplikasi merancang dan menggambar perjalanan fungsionalisasi aplikasinya, misalnya dalam bentuk sketch dulu. Lalu, lihat dan tunjukkan ke orang, apakah aplikasi Anda dimengerti. Apakah orang tersebut kira-kira bisa memfungsikannya atau tidak. Jika sudah yakin, barulah dikembangkan.

Satu lagi yang tidak boleh dilupakan dari acara hari itu adalah sesi StartUp ShowUp! yang menampilkan presentasi dari para startup lokal Surabaya. Tiga startup yang digawangi arek-arek Surabaya yang tampil antara lain: Ongkir.Info, Duniaku.Net, dan Amplop.In. Ongkir.Info adalah web untuk mencari informasi biaya pengiriman barang yang dikembangkan Kemas Dimas. Duniaku.Net adalah portal informasi tentang game yang digawangi oleh Ami Raditya dan rekan-rekannya. Sementara Amplop.In adalah web untuk manajemen keuangan pribadi yang dibangun oleh Rizky dan Buchin dari DropSugar.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan workshop QT Smartphone. Workshop yang dipandu Erick Kurniawan (Nokia Indonesia Community Enthusiasts Lead) tersebut dimaksudkan agar para mobile developer dapat langsung berpraktek mengembangkan aplikasi mobile dengan software QT. Puluhan peserta terlihat antusias mengikuti workshop tersebut.

Foto oleh Zaqi dari suWec via Imam Muttaqin.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari acara ini.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Hemat.com is Officially Released For Public

Next Story

Pengaruh Funding Kaskus Terhadap Ekosistem Startup di Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

Web3 penulis

Kepenulisan dan Penulis dalam Blockchain

Nawala dan portal informasi tertulis kian menjadi sarana distribusi informasi

Kiat Tepat Membangun “Growth” Bisnismu Melalui Pengembangan Produk

Banyak cara dilakukan untuk menarik dan meyakinkan orang agar membeli