Saya sudah menjadi penggemar Oneplus sejak awal sekali, namun baru sempat menikmati telepon genggam OnePlus (versi One) ini selama beberapa bulan ke belakang.
Maklum, untuk mendapatkan perangkat ini butuh undangan dari pengguna lain yang sudah punya, dan saat rilis di Lazada pun tetap menggunakan metode undangan. (OnePlus akhirnya meninggalkan sistem undangan untuk OnePlus One tetapi tetap menggunakan sistem undangan untuk seri OnePlus 2 pada awal pemasaran. – ed).
Setelah menjadi pengguna Apple iPhone selama bertahun-tahun, akhirnya OnePlus One membuat saya percaya lagi dengan Android. Benar-benar telepon genggam terbaik saat itu!
Jadi, ketika mendengar OnePlus 2 akan hadir dan mengadakan acara peluncuran/perkenalan di Jakarta hari tanggal 31 Juli 2015 lewat OnePlus Pop Up Experince, saya bergegas untuk datang. Acara sendiri diadakan di Conclave (sebuah co-working space di Jakarta- ed) dan penuh sekali!
Sekitar 200 orang hadir di lokasi, dan sayangnya hanya ada 5 unit OnePlus 2 yang disediakan untuk dilihat dan merasakan hands-on, jadi masing-masing orang hanya bisa melihat selama 1 menit. (OnePlus menyediakan dua acara dalam acara OnePlus 2 ini, batch pertama untuk undangan (media) dan yang kedua untuk umum para fans) – ed).
Untuk itu artikel ini bukanlah sebuah review penuh, hanya laporan pandangan pertama dengan flagship killer terbaru dari OnePlus.
Setelah mencoba untuk waktu yang singkat, harus diakui bahwa saya kembali terpesona dengan kualitas dari perangkat OnePlus ini. Sama sekali tidak terlihat seperti telepon genggam seharga 4 juta-an. Dengan kualitas seperti ini, perangkat lain yang bisa disandingkan dengan OnePlus 2, yang terdekat mungkin adalah Nexus 6 yang dijual seharga 7.9 juta atau Xiaomi Note Pro yang dijual seharga 6,5 juta.
Jika dibandingkan dengan OnePlus One, versi penerusnya ini memiliki 3 tambahan fitur menarik dibandingkan pendahulunya. Yaitu fingerprint recognition, dual sim slot dan tombol khusus untuk mengatur profil dari normal menjadi do not disturb. Meski demikian, saya sendiri tidak menggunakan 2 nomor telepon dan kedua fitur lainnya tidak terlalu menarik buat saya.
Selain dari 3 fitur tambahan di atas, tentunya ada pemutakhiran teknologi yang didapatkan di seri OnePlus 2, seperti memory dan kamera (sayang saya tidak sempat mencobanya). Baterai juga ditingkatkan dari 3100 mAh jadi 3300 mAh.
Meski terpesona akan kualitas OnePlus 2, ada beberapa hal yang terasa kurang asik dari perangkat ini. antara lain adalah pengubahan colokan charger dari micro usb jadi USB-C. Memang, pastinya semua fasilitas ponsel akan mengarah ke port USB-C, tapi untuk sementara ini (berhubung teknologinya masih belum banyak diadopsi pabrikan – ed) akan sangat susah untuk mencari pinjaman charger.
Satu lagi yang menurut saya menjadi problem adalah berubahnya OS yang disematkan para perangkat, dari Cyanogen ke Oxygen. Secara pribadi saya lebih suka Cyanogen OS karena lebih banyak fiturnya.
OnePlus 2 sendiri akan dirilis dalam 2 versi: 16GB HD – 3GB RAM dan versi lain adalah 64GB HD – 4GB RAM. Sayangnya di acara kemarin tidak disebutkan harga jual perangkat ini untuk pasar Indonesia, tapi saya punya tebakan kisaran harganya adalah 4.4 juta dan 5.3 juta. Rencananya akan dirilis di Lazada di bulan September dengan sistem undangan, sama seperti saat awal Oneplus One dirilis. (Baca juga: OnePlus 2 Resmi Diperkenalkan, Simak Spesifikasi Lengkapnya di Sini!).
Kesimpulannya, apakah worth buying? Tentunya!
Tapi bila Anda masih punya telepon genggam teranyar seperti Oneplus One, LG G4, Nexus 6 atau Xiaomi Note Pro, sepertinya belum ada alasan untuk upgrade, kecuali lagi sedang ingin buang-buang uang. Saya pribadi masih sangat puas dengan Oneplus One dan mungkin baru akan mempertimbangkan untuk menggantinya nanti ketika OnePlus 3 dirilis.
—
Artikel ini adalah guest post dari Aria Rajasa Masna – Co-Founder dan CEO Tees. Aria berkesempatan hadir di acara peluncuran OnePlus 2 di Jakarta beberapa hari yang lalu, dan menuliskan pengalamannya khusus untuk pembaca Trenologi.