The Guardian, situs berita asal Inggris baru saja meluncurkan API (Application Programming Interface) yang mengijinkan pengembang pihak ketiga untuk membuat aplikasi berbasis pada data di The Guardian. The Guardian sendiri memang sedang mengembangkan sebuah platform yang diberi nama The Open Platform dimana API dan The Data Store merupakan salah satu produk awal yang dirilis. Di waktu mendatang, pengembang dapat mengakses The Data Store yang berisi koleksi data kualitas tinggi yang di-host oleh Google Docs.
Langkah The Guardian ini menyusul langkah yang sama yang dilakukan oleh New York Times dengan membuka API untuk pencarian artikel dan juga sindikasi konten di NYTimes.com. Namun, NYTimes lebih fleksibel dalam menyediakan API per-kategori seperti movie-review, breaking news, dll. Langkah yang sangat ambisius untuk mengubah sebuah konten digital menjadi sebuah platform open web sarat akan keterbukaan dan kolaborasi, meski wujudnya belum tampak secara utuh dan sedang dalam pengembangan.
Rupanya langkah NYTimes ini kemudian diikuti oleh banyak kompetitor seperti BBC dan NPR, mungkin ini memang langkah yang obvious untuk diambil oleh media konvensional agar bisa tetap bertahan di perubahan era ke era digital. Kenapa mereka justru membuka artikel-artikel mereka kepada pengembang pihak ketiga? Prinsip kolaborasi dirasa menjadi jawaban yang paling tepat. Ketika sebuah situs berita menutup konten beritanya secara eksklusif maka tentu akan kalah dengan kompetitor lain yang membuka diri terhadap pengembang yang secara cuma-cuma mempromosikan konten mereka ke para penggunanya.
Win-win solution bukan? Lalu apakah koran online lokal masih takut kontennya dicuri plagiator? Kenapa masih belum berani “membuka diri”? Bagaimana pendapat anda mengenai prinsip kolaborasi di era open web ini? Silahkan komentar di bawah 🙂