Dark
Light

Grammarly Mulai Kawal Kesalahan Tata Bahasa di Google Docs

1 min read
September 14, 2018
Grammarly for Chrome to Google Docs
Grammarly for Chrome to Google Docs

Dalam literatur Bahasa Inggris, tata bahasa, ejaan dan tanda baca mempunyai nilai yang teramat penting dalam sebuah tulisan terutama yang sifatnya formal dan menyangkut kredibilitas organisasi. Tapi, tak ada orang yang sempurna sehingga layanan seperti Grammarly begitu populer karena membantu penulis untuk memastikan karyanya bebas dari kesalahan.

Kabar baiknya, setelah mulai memperkenalkan integrasi layanannya ke Google Docs bulan lalu, minggu ini Grammarly secara resmi mulai menggulirkan fitur barunya ke beberapa pengguna. Namun untuk bekerja secara penuh, dibutuhkan dukungan ekstensi Grammarly for Chrome yang bisa diunduh secara cuma-cuma.

Karena masih berlabel beta, tidak semua pengguna Grammarly bisa mencoba fitur ini di Google Docs. Integrasi ini juga baru bisa dipergunakan di peramban Chrome, namun ke depan tak menutup kemungkinan hadir juga di Firefox, Opera dan mungkin saja Microsoft Edge.

Untuk mencoba integrasi ini, pengguna cukup mengunduh ekstensi Grammarly for Chrome di tautan ini. Saat sudah terpasang, pastikan juga Anda juga sudah masuk ke dalam akun Grammarly. Setelah itu, buka dokumen di Google Docs seperti biasa. Apabila Anda beruntung, Anda akan melihat sebuah popup yang menandakan bahwa fitur terbaru ini tersedia untuk dipergunakan. Artinya, Anda sudah bisa mengetik paragraf baru yang akan terus dipantau oleh Grammarly secara real-time apabila terdapat kesalahan, ia akan memberikan tanda.

082918-Comms-GDocs-HDR-760x373

Selain memeriksa kesalahan secara waktu nyata saat Anda mengetik, Grammarly juga memeriksa seluruh dokumen dengan menggaris-bawahi frasa dan kata-kata bermasalah dalam warna merah terang. Jika diklik, ia akan menampilkan kartu saran dengan opsi untuk menerima, mengabaikan, menambahkannya ke kamus pribadi Anda, atau melihat penjelasan.

Sumber berita Grammarly.

Menurut riset yang diterbitkan Monk's Hill Ventures, baik Indonesia dan Singapura masing-masing mencetak empat startup unicorn terbesar di Asia Tenggara
Previous Story

Monk’s Hill: Indonesia dan Singapura Dominasi Unicorn di Asia Tenggara

Next Story

Aplikasi HomeCourt Bantu Pebasket Berlatih dengan Memanfaatkan AR dan Machine Learning

Latest from Blog

Don't Miss

Google integrasikan AI ke Docs, Gmail, Workspace

Google Integrasikan AI ke Gmail, Docs, dan Layanan Produktivitas Lainnya

Maraknya tren generative AI memicu ketertarikan banyak perusahaan untuk mengintegrasikan

4 Tips Simpel untuk Membuat Google Docs Lebih Menyenangkan

Keberadaan Google Docs suite saat ini memang menjadi pilihan utama