Pasar on-demand transportasi di Asia Tenggara menjadi salah satu yang terbesar. Salah satu pemain yang aktif dan terus mencoba berkembang di segmen tersebut adalah Grab. Merayakan ulang tahun yang ke 5, Grab mengeluarkan laporan berjudul “Moving SEA Forward” yang berisikan capaian-capaian Grab selama lima tahun terakhir. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ini, Grab mengumumkan hadirnya GrabNow yang mulai bisa digunakan di Jakarta. GrabNow ini merupakan inovasi untuk mempercepat pengguna mendapatkan armada GrabBike yang berada di sekitar mereka.
Grab merupakan perusahaan on demand yang beroperasi di hampir seluruh negara Asia Tenggara. Tercatat Grab hadir di 55 kota di 7 negara dan menjalin kemitraan dengan 930.000 mitra pengemudi lokal yang menjadi ujung tombak perusahaan dalam melayani masyarakat di negara-negara tempat Grab beroperasi.
Meski demikian Grab bukan tanpa pesaing. Di Indonesia saja Grab masih bersaing ketat dengan Go-Jek dan Uber. Agar tetap kompetitif, Grab mulai menambah ke ranah pembayaran dengan mulai mengenalkan GrabPay secara regional pada Januari 2016 dan memperkuat posisinya di Indonesia dengan mengakuisisi Kudo.
CEO Grab Anthony Tan mengatakan, “Saat bisnis Grab semakin berkembang, skala masalah yang kami pecahkan juga telah berkembang. Kami adalah kontributor aktif dalam upaya pemecahan masalah mendasar di Asia Tenggara: kemacetan, lapangan pekerjaan, kepercayaan dan akses terhadap ekonomi digital. Isu-isu ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang Asia Tenggara dan Grab sangat berkomitmen untuk berinvestasi di wilayah ini.”
“Satu-satunya cara untuk membuat dampak jangka panjang yang berarti adalah berfokus pada layanan sehari-hari yang penting bagi konsumen: jaringan transportasi yang lebih efisien dan akses yang lebih luas terhadap pembayaran non-tunai,” terangnya.
Grab, Indonesia, dan Inovasi
Grab telah berkembang pesat sejak pertama masuk ke Indonesia pada tahun 2014 silam. Hal ini ditandai dengan masuknya beberapa layanan Grab di Indonesia, baik layanan transportasi roda dua, roda empat, layanan pengiriman hingga layanan pembayaran. Yang paling baru adalah layanan atau fitur GrabNow, sebuah layanan yang memungkinkan pengguna GrabBike lebih cepat mendapatkan armada dengan konsep street hailing. Fitur ini serupa dengan “Hop On” yang sudah diterapkan UberMotor.
Sebagai layanan transportasi yang dilengkapi teknologi Grab menawarkan solusi untuk sejumlah permasalahan, di antaranya adalah kemacetan. Di laporan yang diluncurkan Grab mengklaim bisa membantu penggunanya memangkas waktu tempuh. Penghematan waktu tempuh ini terbesar dialami pengguna di Filipina dengan rasio pengurangan waktu perjalanan mencapai 70%. Sedangkan untuk Indonesia pengurangan waktu tempuh mencapai 64%, lebih dari separuh waktu yang seharusnya.
Beberapa statistik menarik yang disampaikan Grab adalah selama tahun 2017 ini mereka telah melayani 45 juta penumpang di seluruh negara Asia Tenggara, hampir 3 kali lipat jika dibandingkan 16 juta penumpang sepanjang tahun 2016.
Pertumbuhan mitra pengemudi di Indonesia diklaim tertinggi dibanding negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dengan pertumbuhan year-on-year mencapai 574%. Secara rata-rata mitra pengemudi Grab mendapatkan pendapatan 32% lebih baik per jamnya dibandingkan pekerja secara umum.
“Bisnis Grab telah berevolusi. Kami tidak hanya mendefinisikan ulang apa yang umumnya dipikirkan orang-orang terhadap ride-hailing, tapi membangun platform untuk pengguna yang fokus pada layanan-layanan harian yang krusial, pembayaran mobile dan transportasi. Kami selalu mengutamakan pengembangan solusi-solusi bagi mitra pengemudi, mitra agen, dan pengguna”, ujar Anthony.