GoPro baru saja memperkenalkan GoPro Labs, semacam platform untuk bermain-main dengan sejumlah fitur eksperimental yang tersedia. Anggap saja GoPro Labs ini sebagai versi khusus firmware yang memberikan akses ke fitur-fitur yang mungkin tak akan pernah dirilis ke publik secara luas.
Bukan karena fiturnya terlalu buggy, tapi karena fiturnya terlalu spesifik untuk skenario penggunaan yang mungkin tidak akan pernah dialami mayoritas konsumen. Salah satu contohnya adalah skenario merekam momen pesawat ulang-alik yang lepas landas. Fitur niche untuk skenario penggunaan yang niche pula, kira-kira seperti itu premis yang ditawarkan GoPro Labs.
Pada iterasi pertamanya, GoPro Labs menghadirkan fitur kode QR untuk mengoperasikan kamera Hero8 Black. Fitur ini sangat berguna untuk skenario pesawat ulang-alik itu tadi, yang mengharuskan kamera untuk diletakkan di lokasi 72 jam sebelum pesawat lepas landas, dan dalam kurun waktu tersebut, kamera tak boleh disentuh sama sekali.
Berhubung kameranya juga terlalu jauh dari jangkauan Wi-Fi, maka kode QR-lah yang dijadikan alternatif. Sebelum kamera ditinggalkan di lokasi, sebuah kode QR sudah dipindai terlebih dulu, dan kode tersebut telah diprogram untuk menjadi timer yang akan menyalakan kamera beberapa menit sebelum pesawat lepas landas dan memulai perekaman secara otomatis.
GoPro menyediakan online tool untuk memprogram kode QR-nya, sehingga konsumen dapat memanfaatkannya untuk, misalnya, menyalakan kamera dan mengaktifkan fungsi time-lapse di waktu tertentu saja setiap harinya. Contoh lain, kode QR-nya juga dapat diprogram untuk menyulap GoPro menjadi kamera pengawas yang hanya akan merekam saat ada gerakan terdeteksi.
Selain kode QR, fitur lain yang GoPro Labs bawa adalah optimasi buat para pengguna software ReelSteady GO. GoPro Labs saat ini sudah tersedia buat para pengguna Hero8 Black. Cara instalasinya bisa langsung dilihat di situs GoPro.
Sumber: GoPro.