The Verge mengabarkan bahwa sebuah startup pengembang teknologi kontrol gesture, Flutter, telah diakuisisi oleh sang raksasa ‘baik hati’ Google. Flutter adalah perusahaan kecil yang didirikan oleh duet Navneet Dalal dan Mehul Nariyawala dan berbasis di San Francisco, Kalifornia.
Sebelumnya, Flutter mengembangkan aplikasi motion-control untuk menavigasi Spotify, iTunes, VLC hingga Quick Time dengan gerakan tangan. Berbeda dengan Kinect yang memanfaatkan hardware terpisah, Flutter memaksimalkan kemampuan webcam built-in di dalam perangkat notebook, Mac ataupun PC. Dengan menginstal app ini, device bisa membaca gerakan pengguna dari jarak 30cm hingga 1,8 meter.
Sebenarnya penggunaan program sejenis bukanlah hal yang baru. Beberapa pengembang telah mencoba hal ini sebelumnya – saya sendiri telah mencoba beberapa aplikasi seperti ini buatan Jepang (beberapa di antaranya ditujukan khusus untuk pengguna ‘dewasa’). Pada dasarnya aplikasi-aplikasi seperti ini memanfaatkan sensor inframerah yang ada pada webcam. Sensor webcam berteknologi paling mutakhir mampu membaca dan mengunci wajah penggunanya. Mengapa harus menggunakan hardware tambahan jika kita bisa mengoptimalkan teknologi yang sudah ada?
Namun tentu saja periferal tambahan memungkinkan data dapat diterima secara jauh lebih cepat dan akurat dibandingkan jika menggunakan hanya sekedar webcam. Itulah mengapa perkembangan teknologi ini bergerak lebih lambat dibandingkan device motion-controller sejati.
Dari laman resmi perusahaan mereka, Dalal menyatakan, “Hari ini, dengan bergembira kami mengumumkan bahwa Flutter akan terus melakukan riset sebagai bagian dari Google. Tampaknya kami memiliki hasrat yang sama dengan Google, dan kami sangat bersemangat karena dibekali tenaga besar mereka dalam melakukan perjalanan ini.”
“Kami sangat berterimakasih pada Anda para pengguna; berkat saran, umpan balik serta kesetiaan Anda yang menginspirasi kami tiap hari,” Dalal melanjutkan, “Flutter akan terus mengembangkan aplikasi ini, dan tunggu teknologi kami selanjutnya.” Saya pikir ia juga sangat bahagia karena telah mengantongi US$ 1,4 juta berkat proses akuisisi ini.
Kita bisa membayangkan kemana hal ini akan berujung. Google akan menggunakan pengaruh serta modalnya untuk menyiapkan teknologi serta perangkat keras; dan Flutter akan menggunakan pengalamannya dalam mengembangkan bagian pernak-pernik software-nya. Akankah kita menyaksikan kelahiran penantang sejati Microsoft Kinect?