Tahukah Anda, obesitas dan diabetes terbukti menjadi salah satu ‘pembunuh’ yang paling tidak disangka dan paling berbahaya di masa modern ini.
Makanan instan dengan kadar gula berlebihan, lemak jenuh, dan zat aditif tak sehat merupakan sedikit dari banyak penyebab masalah kesehatan manusia. Masalahnya, kita sendiri tidak bisa mengukur zat apa yang telah masuk ke tubuh, mana yang berguna dan mana yang berbahaya.
Didasari dari studi yang menyebutkan bahwa satu dari 19 orang di bumi beresiko mengidap diabetes, para talenta genius di fasilitas ‘rahasia’ Google[x] mengembangkan sebuah device yang mampu memantau tinggi rendahnya gula darah Anda. Uniknya lagi, dengan alat ini Anda tidak perlu menusukkan jarum dan mengambil sampel darah, karena ia hadir dalam bentuk lensa kontak.
Info menarik: Gandeng Foxconn, BlackBerry Siapkan Perangkat Baru Untuk Pasar Indonesia Awal 2014
Satu hal yang kita perlu pahami adalah lensa kontak tersebut hanya perlu Anda tambatkan di mata; tidak ada operasi, tidak ada implant, dan Anda tidak perlu menanamkannya ke dalam kornea. Google mengkombinasi teknologi ‘augmented reality‘ yang diambil dari Glass mereka dengan cara baru menakar gula darah.
Apa yang dilakukan Google dalam mengembangkan teknologi ini sangatlah susah, dan tentu saja tidak sesederhana apa yang saya akan coba jelaskan di sini. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mencoba mencari cara untuk menggunakan berbagai jenis cairan tubuh untuk menghitung glukosa. Selain darah dan urin, mereka menemukan satu jenis cairan lagi yang bisa mereka jadikan medium: air mata.
Dengan memanfaatkan penemuan ini, Google merancang sebuah lensa kontak ‘cerdas’ yang memiliki chip wireless dan sensor glukosa miniatur di dalamnya. Mereka menempatkan komponen kecil ini di tengah-tengah material kontak lens yang lembut. Google mencoba mencari cara agar model prototype lensa canggih ini bisa memonitor air mata tiap detik.
Info menarik: [Panduan Pemula] Membuat Akun PayPal
Sebagai indikasi bahwa tingkat glukosa berada di level yang tidak sehat – baik kurang ataupun lebih, Google juga menerapkan peringatan berupa cahaya LED. Saat ini mereka masih dalam tahap awal perancangan, namun device kecil dari Google ini telah melewati berbagai jenis uji coba kesehatan sehingga tidak aneh jika nantinya dunia medis akan mengadopsi sepenuhnya lensa kontak unik ini, meski proses untuk bisa digunakan secara umum tidak akan sebentar.
Dengan menggunakan LED, Google tampaknya mencoba memanfaatkan sumber energi dengan ukuran yang sangat kecil dan hemat tenaga. Tentu saja kita tidak mau menggonta-ganti ‘baterai’ lensa canggih ini dengan baterai jam tangan – itu akan sangat mengganggu estetika.
Tapi bayangkan jika Google bisa memaksimalkan fungsi augmented reality di dalamnya seperti lensa-lensa kontak di film fiksi ilmiah atau spionase (ingat film Mission Impossible: Ghost Protocol?), dengan indikator head-up display yang keren namun informatif.
Alasan lain mengapa device ini sangat berguna adalah karena gula darah berubah setiap detik. Untuk penderita diabetes, melonjaknya glukosa secara drastis hanya dalam beberapa saat saja bisa sangat berbahaya. Itu sebabnya mengapa mereka harus selalu diawasi dalam hitungan detik. Sejauh ini, device pemantau glukosa dengan fungsi di atas harus ditanamkan di dalam kulit atau Anda harus menggunakan metode paling tradisional: tes darah.
Tidak seperti darah yang harus dikeluarkan ‘paksa’, penggunaan lensa kontak ‘masa depan’ dari Google ini akan mengubah dan mempermudah segalanya. Saya membayangkan fungsi device ini yang terintegrasi dengan smartphone/tablet Anda, memonitor glukosa akan semudah memiliki dokter pribadi – tentu dengan biaya yang jauh lebih murah. Dan siapa tahu ia akan menjadi inkarnasi selanjutnya Google Glass…
Artikel dan gambar header: Blog Google. Sumber tambahan: Dailymail.co.uk.