Google tak menjelaskan secara eksplisit alasan mereka menghentikan penjualan Google Glass, namun sejumlah pengamat teknologi menaksir bahwa penyebabnya adalah perpaduan antara minimnya dukungan konten, hingga meningkatnya kekhawatiran terhadap aspek privasi dan keselamatan. Di Inggris, mengenakan Glass sambil berkendara bisa membuat Anda ditilang. Bahkan di beberapa tempat, kita dilarang memakainya.
Meski perjalanan Glass sudah berakhir, Google tentu saja memahami ada banyak potensi pemanfaatan agumented reality ketimbang sekadar untuk mengidentifikasi objek atau menampilkan notifikasi app. Dan berdasarkan sejumlah dokumen yang diperoleh WinFuture, perusahaan teknologi penguasa internet itu diketahui punya agenda buat mengembangkan head-mounted display sekelas Microsoft HoloLens.
Layaknya perangkat Windows Mixed Reality tersebut, HMD AR Google disiapkan sebagai alat penunjang industri dan kegiatan produktif, termasuk menopang ranah desain hingga pelatihan. Dan seperti HoloLens, Ianyar Google dengan codename ‘A65’ itu bisa bekerja secara mandiri tanpa perlu tersambung ke komputer karena ia sudah menyimpan system-on-chip persembahan Qualcomm.
Sejauh ini belum ada informasi mengenai spesifikasi dan seperti apa penampilannya. WinFuture hanya menerka bahwa agar bisa beroperasi mandiri, Google mencantumkan segala macam komponen-komponen krusial di sana, dari mulai sensor sampai microphone. Sang produsen mengotakinya dengan chip Qualcomm QSC603, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari seri Snapdragon dan dispesialisasikan untuk internet of things.
Qualcomm QSC603 menyimpan prosesor empat-core berarsitektur ARM – sepasang berjalan di kecepatan 1,6GHz dan satu pasang lagi berlari di 1,7GHz. WinFuture menyampaikan bahwa Google juga sempat mempertimbangkan untuk memanfaatkan chip Qualcomm QSC603 yang lebih bertenaga, ditunjang delapan core dengan kecepatan hingga 2,5GHz.
Qualcomm QSC603 adalah chip dengan proses fabrikasi 10nm yang dijanjikan mampu menghidangkan konten video hingga resolusi WQHD, dapat menampilkan overlay 3D, serta mendukung API OpenGL, OpenCL dan Vulcan. Selain itu, ia siap menopang konektivitas Gigabite WLAN, Bluetooth 5.1 dan GPS.
Headset Google A65 kabarnya masih berada di tahap awal pengembangan karena diskusi mengenainya baru mulai dilakukan awal tahun ini. Google tidak menggarap proyeknya sendirian, turut menggandeng produsen komputer asal Taiwan bernama Quanta dalam mengerjakannya.
Menariknya, A65 bukanlah satu-satunya produk dari Quanta. Di saat yang bersamaan, mereka tengah berkolaborasi bersama Meta Vision untuk mengerjakan proyek HMD bertajuk A66 dan sebelumnya telah memperkenalkan HMD AR Meta 2.
Via The Verge.