Google diberitakan telah mengakuisisi BufferBox, sebuah startup asal Kanada yang menyediakan jasa loker penyimpanan untuk menerima kiriman barang dari beragam situs e-commerce. Startup yang merupakan salah satu alumni dari program akselerasi Y Combinator ini, berdasarkan informasi dari berbagai sumber, divaluasi senilai 17 juta dollar Amerika.
Layanan yang diberikan BufferBox bisa dikatakan cukup unik. BufferBox menyediakan loker-loker fisik di beberapa lokasi tertentu. Pengguna kemudian dapat mendaftarkan dirinya untuk menggunakan jasa BufferBox. Jika sudah terdaftar, pengguna dapat memberikan alamat loker BufferBox sebagai alamat pengiriman paket untuk berbagai transaksi e-commerce. Ketika paket barang yang dibelinya dari layanan e-commerce tiba di loket Bufferbox, pengguna akan mendapatkan notifikasi surat elektronik dan diberikan akses ke loker tersebut dengan pin sekali pakai.
Saat ini BufferBox sudah beroperasi di Toronto dengan menyediakan layanannya secara gratis bagi pengguna hingga akhir tahun 2012 ini. Sementara bulan lalu, BufferBox baru saja menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Metrolinx, perusahaan pengelola MRT di Toronto, untuk menyediakan instalasi loker-lokernya di beberapa stasiun MRT di area Toronto. Meskipun saat ini masih menyediakan layanannya secara gratis, situs Financial Post melansir bahwa BufferBox berencana untuk mengenakan harga antara $3 hingga $4 per paket mulai awal tahun depan.
Juru bicara Google, seperti yang dikutip oleh TechCrunch, mengatakan, “Kami ingin menghapus sebanyak mungkin kendala bagi konsumen dalam melakukan belanja [secara online], dan membantu konsumen untuk menghemat biaya dan uang. Kami juga memandang bahwa tim BufferBox memiliki banyak ide hebat mengenai bagaimana cara melakukan hal-hal tersebut”.
Akuisisi ini diperkirakan sebagai upaya Google untuk menambah amunisinya dalam rangka menyaingi Amazon di bidang e-commerce. Amazon sendiri selama beberapa waktu belakang ini semakin menggerus dominasi Google sebagai mesin pencarian sebagai bagian dari proses pembelian online. Berdasarkan laporan dari Forrester yang dikutip oleh Venture Beat pada bulan Juli 2012 lalu, disebutkan bahwa 30% pembeli online memulai pencarian produk dari situs Amazon.
Sumber: Financial Post, TechCrunch