GO-JEK dikabarkan kembali melanjutkan ekspansi di wilayah regional. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Singapura. Proses perluasan saat ini tengah dilakukan, ditargetkan selesai sebelum akhir Oktober 2018. Kendati pangsa pasarnya tidak sebesar negara lain, seperti Vietnam, namun ada aspek strategis yang ingin didapatkan oleh startup on-demand “karya anak bangsa” tersebut.
Selain dikenal sebagai hub bagi perusahaan digital di Asia Tenggara, Singapura juga merupakan basis bisnis pesaing utamanya, yakni Grab. Di sisi lain, perluasan bisnis ini cukup menantang bagi GO-JEK, pasalnya di Singapura moda transportasi publik dengan sepeda motor tidak diizinkan. Pihak GO-JEK, seperti dikutip dalam TechCrunch, tengah berdiskusi dengan ComfortDelGo selaku operator taksi terbesar di sana.
Namun demikian ekosistem aplikasi GO-JEK sudah cukup lengkap untuk menemani layanan transportasi mobil. Dengan dukungan GO-PAY, bukan tidak mungkin berbagai layanan lain seperti pemesanan tiket atau car advertising dapat ikut diboyong ke pasar tersebut. Selain itu, konsumen ride-sharing di Singapura juga tengah membutuhkan opsi layanan lain, pasca Uber di wilayah regional dicaplok oleh Grab.
Soal ekspansi sendiri GO-JEK menunjukkan keseriusannya. Sebelumnya dikabarkan bahwa perusahaan tengah menggalang dana untuk bahan bakar ekspansi senilai 30 triliun Rupiah. Pasca Vietnam, target ekspansi GO-JEK adalah Thailand, Filipina, dan Singapura. Kendati demikian langkah tersebut bukan ganjalan, sebagai contoh beberapa waktu lalu isu regulasi menyendat ekspansinya di Filipina.
Dengan valuasi sekitar 75 triliun Rupiah, dengan dukungan investor global seperti Tencent dan Google, memang sudah selayaknya target ambisius di wilayah regional menjadi misi GO-JEK saat ini.