Tidak mau kalah dengan pesaingnya Grab dan Uber, Go-Jek berencana melakukan ekspansi ke negara Asia Tenggara. Seperti dilansir Bloomberg, ekspansi tersebut tidak sekedar layanan transportasi, namun juga bagaimana mentransformasi sistem pembayaran, dari yang berbasis tunai ke digital.
“Selama ini posisi kami adalah bertahan [di Indonesia], sudah waktunya kami berkompetisi di negara mereka dan negara lainnya,” kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim seperti dikutip dari Bloomberg.
Saat ini layanan Go-Jek sudah hadir di 50 kota di Indonesia, membuktikan eksistensinya merajai layanan transportasi online di Indonesia. Hingga saat ini mereka memiliki lebih dari 300 ribu mitra pengemudi dan telah memiliki sekitar 16-18 juta pengguna aktif.
Meskipun tidak spesifik menyebutkan negara apa saja yang akan disambangi, diperkirakan Filipina, Vietnam dan Thailand, yang memiliki kemiripan infrastruktur dengan Indonesia akan menjadi lahan ekspansi baru Go-Jek.
Dibanding Uber dan Grab, Go-Jek memiliki keunggulan karena melayani berbagai sektor layanan on-demand, termasuk pengantaran makanan, jasa pembersihan, jasa pengantaran obat-obatan, pemindahan barang dalam jumlah besar, dan layanan kecantikan.
“Saya pikir selama ini Go-Jek telah berhasil menemukan solusi sebagai platform yang berfungsi dengan baik di negara berkembang, di mana infrastruktur masih kurang memadai,” kata Nadiem.