Startup on-demand Go-Jek dikabarkan Wall Street Journal sedang mencari pendanaan baru sebesar $1 miliar (lebih dari 13 triliun Rupiah) dengan batch pertama pendanaan ditutup akhir April ini. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat positioning Go-Jek menghadapi persaingan ketat dengan Uber dan Grab di Indonesia. Disebutkan valuasi pre-money Go-Jek saat ini mencapai $2 miliar.
Go-Jek terakhir kali memperoleh pendanaan $550 juta (lebih dari 7 triliun Rupiah) dari KKR & Co, Warburg Pincus, Farallon Capital di bulan Agustus 2016. Perolehan dana tersebut mentahbiskan Go-Jek sebagai startup unicorn pertama di Indonesia.
Kini Go-Jek terus mengejar lawan terdekatnya, Grab, yang kabarnya juga terus mencari pendanaan baru. Grab dirumorkan mendapatkan dana baru sebesar $1,5 miliar (20 triliun Rupiah) dari Softbank, sementara program Grab 4 Indonesia telah menghasilkan akuisisi terhadap startup e-commerce dan pembayaran Kudo.
Popularitas Go-Pay sebagai platform pembayaran yang sudah resmi menjadi e-money berusaha ditandingi Grab dengan akuisisi terhadap Kudo dan mengangkat eksekutif khusus untuk mengurusi GrabPay. Masuknya Ant Financial (pemilik Alipay) yang menggandeng Emtek di Indonesia bakal mengubah peta permainan pembayaran digital.
Bulan Februari lalu, The Information menyebutkan raksasa digital Tiongkok Tencent berminat berinvestasi di Go-Jek dan bisa jadi mereka termasuk yang ambil bagian dalam putaran pendanaan kali ini.
China International Capital Corp dan Credit Suisse AG disebutkan termasuk dalam jajaran bank yang membantu Go-Jek mencari pendanaan baru ini.