Lima bulan setelah pertama kali diberitakan, platform pencarian informasi berbasis media sosial Gnews resmi menjadi entitas tersendiri dan lepas dari GDILab yang menaunginya. Layanan ini juga telah mendapatkan pendanaan Pre-Seri A senilai beberapa ratus ribu dollar.
Kami berbincang eksklusif dengan CEO Gnews Yopie Suryadi tentang pembaruan Gnews ini. Menurutnya keterlambatan pengurusan entitas legal ini karena kesibukan yang dihadapi tim. Ia mengatakan, “Sewaktu wacana untuk spin off, tim engineer berusaha fokus di product development dengan merubah tampilan dari GNEWS dan menambah fitur media analytics, sedangkan tim business fokus di mempersiapkan strategic plan serta investment pitching untuk angel investment.”
Tentang spin off ini sendiri, Yopie berharap memperoleh sejumlah hal strategis untuk kelangsungan Gnews. Ia berujar, “[Saya berharap] Komitmen dan fokus baik dari sisi produk maupun bisnis. Juga bekerja sama dengan VC untuk meraih pendanaan seri berikutnya untuk ekspansi yang lebih agresif. Dari sisi produk akan lebih dimatangkan untuk UX dan UI. Dari sisi bisnis akan merekrut tim business development dan marketing.”
Yopie sendiri mengaku pendanaan kali ini berada di tataran “Pre-Seri A” dengan nilai beberapa ratus ribu dollar. Meskipun tidak menyebutkan nama investornya, ia menyebutkan investornya adalah relasinya sendiri. Gnews sendiri masih berharap memperoleh beberapa angel investor lagi.
Meskipun belum fokus ke unsur monetisasi, Yopie menyebutkan sudah ada beberapa pihak yang berlangganan layanan GnewsLetter dan analisis media yang dikeluarkannya. Mereka berharap dari situ bisa diterapkan langkah perolehan pendapatan karena Gnews mengandalkan konsumen korporasi.
Untuk tahun depan, Yopie memastikan fokus Gnews adalah adopsi dan traksi dari pelanggan dan berharap bisa menguasai setidaknya 80% pasar kehumasan yang menjadi target pasarnya.
Ia mengatakan, “Gnews adalah sebuah social media search platform yang didukung oleh teknologi analytics. Hal ini adalah kekuatan dari sisi B2B Gnews. Fitur seperti GnewsLetter sekarang digunakan oleh Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Menteri Tenaga Kerja, dan para CEO. Kami menargetkan seluruh kementerian dan juga tokoh politik menggunakan service Gnews ini dalam hal media monitoring dan media collecting. Juga para public company yang memerlukan digital clipping.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Dalam 18 bulan [ke depan] ini kami hendak ber-partner dengan VC dan melakukan A Series funding untuk menguasai PR market di Southeast Asia.”