GDILAB (Generasi Digital Internasional), perusahaan analisis digital meluncurkan Gnews, sebuah aplikasi membaca berita. Berbasis teknologi yang dikembangkan sendiri oleh GDILAB, Gnews akan menjadi mesin pencari untuk berita-berita yang sesuai dengan minat penggunanya. Sistem kerjanya adalah dengan memasukan kata kunci dan semua berita terbaru yang dipublikasikan online, dan berita terkait dari berbagai media atau pun blog akan muncul.
Internet telah memungkinkan informasi dari seluruh penjuru dunia diterima dengan cepat. Ingin tahu tentang hal apa saja, yang dibutuhkan hanya tersambung jaringan internet, lalu informasi yang dibutuhkan tersedia. Bahkan di era media sosial seperti sekarang ini, kadang informasi yang tak kita cari pun tersedia dikarenakan lingkaran pertemanan membagikan tautan berita. Kebanjiran informasi bisa menjadi berkah maupun bencana, dalam artian kelelahan akibat menerima berbagai info.
Di tengah semua ini, Gnews menawarkan sebuah solusi menjadi “surat kabar” digital yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pengguna. Keunikan yang coba ditawarkan adalah teknologi mesin pencari berita yang memastikan penggunanya mendapatkan berita paling baru.
“Kalau kita mengandalkan search engine, sering kali informasi yang tampil adalah berita yang ditulis setahun yang lalu. Kalau dengan Gnews, berita yang terbaru yang akan tampil paling atas,”ujar Co-Founder dan CEO GDILAB Yopie Suryadi saat konferensi pers.
Co-Founder dan Chairman GDILAB Bily Boen menambahkan bahwa yang membedakan Gnews dari aplikasi pembaca berita lainnya, selain menampilkan berita paling terkini, di pencarian teratasnya, adalah tim news tidak memilihkan media atau isi berita untuk dibaca. “Kami tidak bekerja sama dengan media mana pun, jadi berita dari berbagai sumber, media atau blog sesuai dengan kata kunci yang tampil,” tambahnya.
Ia menjawab kekhawatiran akan sumber berita yang tidak akurat, adalah keragamanan sumber yang disajikan memberikan perspektif yang luas terhadap sebuah isu. “Kami tidak men-judge mana berita yang layak dibaca oleh pengguna. Kami memberikan banyak sumber agar pengguna mendapatkan perpektif dari bebagai sisi. Ini juga memberikan kesempatan bagi blogger agar tulisannya dibaca oleh makin banyak orang, sebab di Indonesia ada banyak sekali blogger yang memiliki kekhususan terhadap topik tertentu,” lanjut Billy.
Untuk memastikan semua objektif itu tercapai, GDILAB telah mengembangkan teknologi yang diberi nama Genesis Technology,. Mesin pintar ini memiliki banyak modul di dalamnya, seperti real time analytic yang mampu mengolah big data secara real time, sentimen analytic yang mampu memilah orientasi teks ke dalam sebuah informasi yang lebih ringkas, fortune teller yang dapat memprediksi kejadian yang akan datang berdasarkan data yang ada di masa lalu, dan masih banyak kemampuan lain seperti language detector, geo detector, gender classification, dan lain-lain. Teknologi Gnews ini dibangun di atas infrastruktur IBM Softlayer untuk menunjang keamanan dan pengembangan aplikasi.
Saat Dailysocial mencoba aplikasi ini secara singkat dengan memasukkan keyword “startup”, aplikasi ini memang menunjukkan hal-hal yang diungkapkan para founder di atas. Satu hal paling awal yang harus diperbaiki adalah pada proses registrasi. Jika user sudah mendaftar melalui akun media sosialnya, seharusnya Gnews tidak perlu lagi meminta user memasukkan alamat email dan kata sandi lagi. Pada hampir semua aplikasi lain, jika user sudah login dengan media sosial, tidak perlu lagi memasukkan email dan kata sandinya.
Sedangkan untuk rencana monetisasinya Billy mengatakan hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Gnews mempunyai misi untuk membiasakan orang membaca berita, ia dan timnya telah menyiapkan pendanaan yang cukup untuk Gnews dapat bertahan, beroperasi selama tiga tahun. “Mungkin bisa ditebak kalau aplikasi model seperti ini ujung-ujungnya akan menghasilkan uang dari advertising. Namun hal ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Aplikasi ini akan diberikan gratis,” ujarnya.
Untuk menjaring jumlah pengguna, Billy membuka sejauh ini strategi yang digunakan adalah dengan pendekatan terhadap media dan juga komunitas.
Saat ini Gnews sendiri sudah memiliki dua angel investor dengan nama dan jumlah yang tidak bisa dibuka ke publik. Yang pasti jumlahnya cukup untuk membuat tim Gnews fokus terhadap produk terlebih dahulu.
Aplikasi ini sudah tersedia versi beta di platform iOS dan Android secara gratis. Yopie mengatakan berencana akan meluncurkan versi penuhnya dan meninggalkan status beta tahun ini, “Kami berharap tahun ini bisa meninggalkan versi beta, tetapi tidak terburu-buru juga. Google Chrome saja lama sekali meninggalkan versi betanya. Akan ada terus pengembangan dan pengembangan,” tutur Yopie.