Dalam wawancara dengan Bloomberg, Co-Founder dan President Bukalapak M. Fajrin Rasyid mengungkapkan bahwa Gross Merchandise Value (GMV) bulanan perusahaan mencapai 4 triliun Rupiah ($270 juta) per bulan atau Annualized GMV mencapai 48 triliun Rupiah (sekitar $3,2 miliar).
Selain itu terungkap bahwa Ant Financial (Alipay) dan perusahaan investasi negara Singapura GIC Pte Ltd termasuk dalam jajaran investor Bukalapak, meskipun Fajrin kepada DailySocial mengonfirmasi keduanya tidak masuk di putaran terakhir yang melambungkan Bukalapak sebagai startup unicorn bervaluasi lebih dari $1 miliar.
Menurut Fajrin, seperlima (20%) dari GMV tersebut disumbangkan dari penjualan melalui Mitra Bukalapak yang telah berjumlah lebih dari 300 ribu kios.
“Harapannya setelah menerima barang [hasil transaksi], mereka merasa nyaman melakukan transaksi online sendiri [tidak lagi melalui perantara agen] dan Bukalapak menjadi platform yang merek gunakan untuk transaksi berikutnya,” ujar Fajrin.
Fajrin mengungkapkan bahwa Bukalapak berencana mencari pendanaan baru awal tahun depan, meskipun tidak dalam posisi terburu-buru. IPO disebutkan bakal dipertimbangkan dalam 1-2 tahun ke depan.
Selain Fajrin juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan akuisisi. Kami mendapat informasi bahwa Bukalapak sudah mengakuisisi beberapa software house (dalam bentuk acquihire). Fajrin menyebutkan pihaknya sedang dalam tahap penjajakan akuisisi terhadap pemain e-commerce yang bersinergi dengan perusahaan.
Sebagai satu dari dua startup unicorn Indonesia yang bergerak di sektor e-commerce, Bukalapak termasuk dalam jajaran top 5 e-commerce di Indonesia berdasarkan traffic dan popularitas. Beberapa highlight Bukalapak sebulan terakhir adalah meluncurkan layanan pembelian tiket bus, menggandeng DANA sebagai platform pembayaran digital, dan membuka layanan pembayaran berbasis cicilan BukaCicilan bersama Akulaku.