Perubahan Perilaku Gamers Selama Pandemi Menurut Data dari Unity

Sementara game midcore dan hardcore diuntungkan, commuter mobile games justru mengalami penurunan.

Ketika pandemi COVID-19 dimulai, banyak negara yang menetapkan lockdown. Pada gamers, salah satu dampak yang muncul akibat lockdown adalah waktu bermain yang lebih lama. Menurut laporan terbaru dari Unity, pandemi pada 2020 juga membuat gamers lebih sering bermain game pada hari kerja. Sementara itu, kabar baik bagi para developers, pemasukan mobile game menunjukkan tren naik selama 2020. Buktinya, angka pembelian in-app purchase pada hari pertama naik hingga lebih dari 50%.

Tren Industri Game Saat Pandemi

Pada Maret 2020, popularitas mobile game meroket. Alasannya adalah karena banyak pemerintah yang menetapkan untuk melakukan lockdown. Walau, seiring dengan berjalannya waktu, popularitas mobile game kembali normal. Menariknya, tren ini tidak berlaku untuk HD games untuk komputer, baik yang menggunakan Windows ataupun macOS.

Pada awal pandemi, waktu bermain HD games di PC justru tidak mengalami perubahan yang signifikan. Namun, pada musim gugur dan dingin, sekitar bulan Agustus sampai Desember 2020, HD games menjadi lebih sering dimainkan. Hal ini terjadi karena cuaca dingin pada musim gugur dan musim dingin memaksa banyak orang untuk tetap di rumah. Artinya, opsi hiburan yang konsumen punya tidak banyak. Dan bermain game menjadi salah satu hiburan pilihan bagi banyak orang. Terbukti, sepanjang 2020, pengguna aktif harian (DAU) dari HD games naik sebesar 38,27%.

Persentase perubahan DAU dari mobile game pada 2020. | Sumber: Unity

Sementara itu, tingkat stickiness dari mobile game pada 2020 justru mengalami sedikit penurunan. Tingkat stickiness adalah frekuensi seorang pemain bulanan memainkan game setiap hari. Walau tingkat stickiness dari mobile game sedikit turun, ia tetap lebih tinggi dari tingkat stickiness HD games pada 2019.  Pada HD games, tingkat stickiness cenderung stabil. Namun, pada akhir tahun 2020, tingkat stickiness dari HD games menunjukkan tren naik. Kemungkinan, peluncuran konsol generasi baru, PlayStation 5 dan Xbox Series X, menjadi alasan di balik kenaikan tingkat stickiness tersebut.

Pandemi tidak hanya membuat gamers memainkan game lebih lama, tapi juga sedikit mengubah waktu bermain mereka. Pada 2019, gamers biasanya bermain game pada akhir pekan. Volume gaming pada hari kerja biasanya meningkat pada musim panas, ketika sekolah sedang libur. Walau pada September, saat liburan berakhir, angka itu akan kembali normal.

Tren gaming di 2020 sedikit berbeda. Memang, pada awal 2020, volume gaming di akhir pekan tetap lebih tinggi dari volume gaming di hari kerja, sama seperti tahun sebelumnya. Namun, selisih volume keduanya menyusut ketika pandemi merebak. Pada Mei 2020, volume gaming pada hari kerja bahkan sempat lebih tinggi dari volume gaming pada akhir pekan, walau hal itu tidak bertahan lama.

Perbandingan volume gaming rata-rata pada 2019 dan 2020. | Sumber: Unity

Lockdown berarti gamers bisa menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bermain game. Alhasil, game midcore dan hardcore pun tumbuh pada awal pandemi. Sayangnya, pandemi dan lockdown juga memberikan dampak buruk pada kategori commuter mobile games alias game yang biasa dimainkan pada perjalanan. Pada 2019, commuter mobile games memang sempat tumbuh. Namun, memasuki 2020, commuter mobile game justru mengalami penurunan. Hingga akhir 2020, commuter mobile games gagal untuk pulih dan kembali tumbuh.

Pemasukan mobile game berbanding lurus dengan waktu bermain game. Seiring dengan naiknya durasi waktu main, pemasukan untuk mobile game pun naik. Hanya saja, tidak begitu dengan effective Cost Per Mille (eCPM). Pada 2020, eCPM dari impresi iklan justru sempat mengalami penurunan. Kabar baiknya, seiring dengan berjalannya waktu, eCPM untuk impresi iklan naik. Pada akhir 2020, pemasukan mobile game dari iklan pada 2020 naik 8%, sementara eCPM naik 5%.

Monetisasi Mobile Game di 2020

Lockdown menjadi salah satu hal yang mendorong pertumbuhan pemasukan mobile game, baik pemasukan dari iklan maupun in-app purchase (IAP). Berkat meningkatnya jumlah mobile gamers, pemasukan mobile game dari iklan dan IAP pun ikut naik. Pada 2020, IAP memberikan kontribusi yang lebih besar pada total pemasukan dari mobile game jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, untuk kawasan Asia Pasifik, pendapatan dari iklan pada 2020 tetap lebih besar daripada tahun 2019.

Di 2020, pertumbuhan pemasukan dari iklan berbanding lurus dengan pertumbuhan total pemasukan dari mobile game. Tak hanya itu, hampir semua kategori mobile game mengalami pertumbuhan pemasukan dari iklan. Satu-satunya kategori yang justru mengalami penurunan pemasukan adalah game olahraga. Di 2020, pemasukan iklan dari game olahraga mengalami penurunan sebesar 26,7%. Pasalnya, sepanjang 2020, banyak kompetisi olahraga yang dibatalkan. Alhasil, minat konsumen untuk memainkan game olahraga pun  ikut turun.

Persentase pemasukan dari iklan dan IAP pada masing-masing kategori game. | Sumber: Unity

Dari semua kategori game yang Unity amati, kategori dengan pertumbuhan pemasukan paling besar pada 2020 adalah card game. Tingkat pertumbuhan pemasukan iklan dari card games mencapai 108,1%. Memang, pada 2019, pertumbuhan pemasukan iklan dari card game juga cukup tinggi, mencapai 66,5%. Kategori lain yang menarik adalah action games. Pada 2019, pertumbuhan pemasukan iklan untuk action games hanya mencapai 1,9%. Namun, pada 2020, angka itu melonjak hingga menjadi 51,8%.

Sementara itu, jumlah transaksi IAP per pengguna mengalami kenaikan di semua kategori game. Sayangnya, walau jumlah IAP naik, nilai transaksi rata-rata mengalami penurunan pada 7 dari 15 kategori game. Tujuh kategori tersebut antara lain action, arcade, puzzle, racing, simulation, sports, dan trivia. Casino menjadi salah satu kategori game yang tidak hanya mengalami pertumbuhan jumlah IAP, tapi juga kenaikan pada nilai transaksi.

Persentase pertumbuhan pemasukan dari iklan. | Sumber: Unity

Sementara dari segi developers, Unity masih menjadi game engine favorit mereka. Sebanyak 61% responden mengatakan bahwa mereka menggunakan Unity untuk membuat game mereka. Dan dari semua jaringan iklan yang ada, kebanyakan developer menggunakan Google AdMob. Sebanyak 42% responden menggunakan jaringan iklan dari Google itu. Jaringan iklan terpopuler ke-2 adalah Unity (34%), diikuti oleh Facebook Audience Network (23%).