Ghost Recon Wildlands merupakan permainan open world terbesar yang Ubisoft ciptakan, menyuguhkan beragam jenis arena bermain, dari mulai pegunungan, hutan rimba, padang pasir hingga padang garam. Wildlands memperoleh banyak penghargaan di E3 2015, namun sayang sekali, respons media terdengar kontras ketika versi retail-nya dirilis di bulan Maret kemarin.
Dalam dua minggu terakhir ini saya berkesempatan untuk menjajal Wildlands secara langsung sembari mencoba mencari apa yang membuat permainan ini mendapatkan kritik keras dari media. Wildlands yang saya mainkan adalah versi Uplay, dan setelah mengunduh file sebesar kurang lebih 42GB, game baru bisa dinikmati.
Ubisoft memang sangat paham bagaimana cara memantapkan presentasi awal dan men-setting mood permainan. Wildlands segera mengenalkan Anda pada tokoh antagonis, lalu mengajak pemain menciptakan karakter utama ber-codename Nomad, sang pemimpin pasukan Ghost. Opsi kustomisasi nya memang tidak sefleksibel Fallout 4, Anda hanya bisa memilih preset wajah dan menentukan gaya rambut serta warna mata, tapi ada banyak sekali konfigurasi kostum – dari mulai sarung tangan, jaket anti-peluru sampai ghillie suit.
Saat dimulai, Wildlands langsung menceritakan apa yang sedang terjadi di versi fiksi Bolivia. Di masa depan, negara tersebut telah berubah menjadi narco-state – produsen kokain terbesar di dunia sejak kartel Santa Blanca memperluas pengaruh mereka ke pemerintahan. Pasukan Ghost dikirim buat membebaskan Bolivia dari cengkeraman Santa Blanca.
Engine AnvilNext yang turut mempersenjatai Assassin’s Creed Syndicate dan For Honor kembali dipakai buat membangun dunia Ghost Recon Wildlands. Hasilnya memang mengesankan. Grafis game terlihat sangat cantik – wajah karakter utama tampak begitu detail dan atmosfer permainan sangat menonjol. Saat hujan turun, warna langit berubah kelabu, dan semua objek terlihat benar-benar basah. Lalu ketika matahari terbenam, malam betul-betul gelap, terkadang memaksa Anda menyalakan night vision goggle sebelum menyerang markas musuh. Seringkali, saya hanya berhenti di satu tempat cuma untuk menikmati pemandangan.
Dalam pengembangan game, visual merupakan prioritas utama Ubisoft. Mereka melangsungkan kolaborasi bersama Nvidia, memanfaatkan teknologi render terbaru. Dengan memilih opsi grafis paling tinggi (ultra) di resolusi 1080p, notebook gaming MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii mampu menyajikan Wildlands di kisaran 35FPS. Jika ingin memperoleh frame rate lebih tinggi, Anda harus ‘rela’ bermain di opsi grafis very high.
Aspek visual turut memengaruhi gameplay. Contoh sederhananya ialah musuh jadi lebih sulit mendeteksi keberadaan Nomad sewaktu Anda bersembunyi di tempat gelap. Itu alasannya penyerbuan lebih efektif dilakukan di malam hari atau ketika ada badai.
Metode stealth sangat dianjurkan buat membungkam lawan dan menjadi esensi Ghost Recon Wildlands, namun bukan satu-satunya jalan menyelesaikan misi. Game menyarankan Anda untuk menggunakan senjata berperedam suara, dan di sana, pemain disodorkan keleluasaan dalam mengustomisasi persenjataan – misalnya dengan mengganti aksesori hingga mengaplikasikan cat baru di senapan serbu.
Hal lain yang sangat saya apresiasi adalah audio. Suara angin, peluru melesat, proyektil yang menghantam tanah, hingga bunyi selongsong keluar dari lubang di senapan penembak runduk terdengar begitu meyakinkan.
Masalah saya temui setelah mendalami Wildlands selama beberapa jam. Bug memang pelan-pelan sudah Ubisoft tumpas lewat patch, sayangnya kendala terletak pada struktur permainan: tidak ada banyak hal yang bisa Anda lakukan selain menyelesaikan misi, mengumpulkan sumber daya dan membuka skill baru. Game perlahan-lahan akan terasa menjemukan jika Anda cuma memainkan mode single-player.
Obat dari kelemahan itu ialah dengan memainkan mode multiplayer co-op-nya. Mode ini akan menggantikan tiga AI kawan – anggota tim Nomad – dengan sesama pemain. Ubisoft sudah menyiapkan fitur-fitur pendukungnya secara saksama. Bergabung ke sesi co-op tidak sulit, lalu microphone otomatis segera aktif buat mempermudah komunikasi. Berdasarkan pengalaman pribadi, multiplayer jauh lebih menyenangkan jika dimainkan bersama teman.
Bagi saya, paket penjualan Ghost Recon Wildlands masih belum setara dengan harga tinggi yang publisher jajakan (Rp 670 ribu di Steam). Bahkan jika Anda merupakan seorang penggemar game tactical action ataupun fans berat seri Ghost Recon, sebaiknya jangan buru-buru membeli hingga harganya turun.
–
Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.
Game dimainkan dari unit notebook MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ 2,6GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070, RAM 16GB, penyimpanan berbasis SSD 256GB dan HDD 1TB, serta dilengkapi teknologi eye-tracking Tobii Technology.