Sebagai perusahaan manufaktur produk elektronik terbesar di dunia, ada banyak kontroversi terkait dengan sumber daya manusia yang bekerja di bawah nama Foxconn. Untuk meminimalisir hal itu, sang perusahaan sudah memiliki rencana cukup lama untuk mengganti tenaga manusia dengan para robot.
Rencana tersebut diungkapkan sang founder Terry Guo pada tahun 2011. Saat itu, mereka sudah memiliki 10.000 unit robot dan berencana untuk menambahnya hingga 300.000 unit. Dan belum lama lalu, Guo menyebutkan bahwa robot-robot tersebut akan melakukan debut perdananya dalam memproduksi device baru dari Apple. Dan kita tahu sang raksasa asal Kalifornia itu sedang sibuk merancang inkarnasi teranyar dari iPhone.
Berbeda dari manusia, para robot mampu bekerja lebih efisien. Mereka tidak membutuhkan makan dan minum, waktu istirahat yang tak terlalu lama, tidak akan teralihkan perhatiannya, serta tanpa emosi yang mampu mengurangi tingkat produktivitas kerja. Para robot juga mampu menjaga jumlah pasokan tetap maksimal terlepas dari permintaan konsumen yang tinggi.
Info menarik: Smartphone Murah Buatan Foxconn, TiPhone A508 Mulai Dipasarkan dengan Banderol Rp 599 Ribu
Foxconn menamai robot-robot mereka ini dengan panggilan Foxbots. Untuk membangun satu unitnya, produsen asal Taiwan itu membutuhkan uang antara US$ 20.000 hingga US$ 25.000. Para robot mampu merakit 30.000 perangkat berbeda. Guo menginformasikan bahwa 10.000 robot yang mereka miliki sedang menempuh masa uji coba terakhir.
Penerapan Foxbot memang lebih lambat dari yang diharapkan sebelumnya, tapi setidaknya rencananya ini akhirnya dapat terealisasikan. Namun pertanyaan terbesarnya adalah: apa dampak penerapan Foxbot terhadap para pekerja dan buruh?
Bukan hanya memproduksi device-device Apple, Foxconn juga bertanggung jawab dalam menciptakan produk BlackBerry, Amazon Kindle serta home console seperti PlayStation 4, Xbox One dan Wii U. Foxconn beroperasi di berbagai negara seperti Hungaria, Slovakia, Ceko, Brazil, Jepang, Malaysia, Meksiko hingga Korea Selatan. Desember lalu Foxconn juga mengumumkan rencana untuk menginvestasikan US$ 30 miliar dalam menciptakan pabrik di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.
Info menarik: Investasi $1 Miliar, Foxconn Pastikan Bangun Pabriknya di DKI Jakarta
Namun produksi terbesar berasal dari China. Perusahaan itu memiliki 13 pabrik di sembilan kota di China, dengan yang terbesar berlokasi di sub-distrik, Longhue, Shenzhen. Belum ada perhitungan pasti, jumlah pekerja di sana diperkirakan mencapai 230.000 hingga 450.000 jiwa. Tempat yang dinamai Longhua Science & Technology Park itu juga sering disebut sebagai Foxconn City – atau kota Foxconn.
Tempat ini memiliki luas tiga kilometer persegi, memiliki 15 pabrik yang lebih kecil, asrama pekerja, kolam renang, bank, restoran, toko buku, toko grosir, rumah sakit, hingga pemadam kebakaran dan jaringan televisinya sendiri – dinamai Foxconn TV. Seperempat dari total pekerja di sana memilih untuk tinggal di asrama, bekerja 12 jam sehari, enam hari dalam satu minggu.
Mungkinkah penerapan Foxbot akan membuat banyak dari mereka kehilangan pekerjaannya, atau para robot lebih ditujukan untuk pabrik-pabrik dengan tenaga kerja yang lebih sedikit?
Sumber: Ubergizmo. Gambar header: Ardroid.com.