Melihat perkembangan pesat teknologi dewasa ini yang membawa dampak pada perubahan perilaku konsumen di seluruh dunia dalam melakukan transaksi komersil secara online, tentu juga secara otomatis membawa dampak bagi Indonesia dalam menyiapkan adaptasi perkembangan global pada industri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Maka dari itu, Fortune PR, sebagai salah satu konsultan agensi di Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan BISA (Business Indonesia Singapore Association) sebagai upayanya memajukan industri UMKM dalam menghadapi era masa depan ini. Apa saja yang disiapkan dalam kolaborasi ini?
Kolaborasi yang dijalin antar dua entitas ini dinyatakan sebagai persiapan Indonesia dalam menghadapi era Asean Economic Community (AEC) yang akan dimulai pada tahun 2015 sebagai pasar yang siap memasuki tren komersialisasi secara online. Kolaborasi antara Fortune PR dengan BISA ini menghasilkan sebuah “wadah” berupa pembukaan layanan kantor bersama dan solusi pemasaran luar negeri yang menggunakan Singapura sebagai gerbang bagi pelaku industri UMKM Indonesia dalam memasuki pasar global.
“UMKM di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk bersaing menjadi merek yang terkemuka di dunia, karena itu kualitas dan kemampuan yang kompetitif harus ditingkatkan,” ujar Indira Abidin selaku Managing Director dari Fortune PR. Menurutnya, melalui kerjasama yang dijalin ini diharapkan dapat mendorong industri UMKM Indonesia dalam bersaing secara global. “Semoga kerja sama ini dapat meningkatkan daya saing UMKM tanah air dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan usaha mereka,” tambahnya.
Kerjasama tersebut diresmikan dalam acara penandatangan Nota Kesepehaman bertajuk “Meningkatkan Daya Saing UMKM Indonesia Menjelang Pasar Bebas Ekonomi Asean 2015” yang ditandatangani oleh pihak-pihak terkait seperti Indira – Fortune PR, Pendiri BISA Stephanus Titus, Area Manager Small and Medium Enterprise Indosat Jatim Arthur B. Koentjoro, Direktur Utama Bank UMKM R. Soeroso, Direktur Bank UMKM Jatim Subawi, dan juga Rektor Universitas Ciputra Surabaya Tony Antonio.
Kolaborasi antar keduanya ini tentu akan membawa perkembangan baru bagi industri digital Indonesia yang mulai akan kehadiran pelaku-pelaku industri UMKM yang secara inisiatif disiapkan oleh Fortune PR bersama dengan BISA sebagai mitranya. Dari hal ini tentu dapat terlihat jika iklim dan perilaku pasar di Indonesia telah mulai memasuki adaptasi perkembangan yang kian mengarah ke tren global yaitu tren bisnis transaksi online (e-commerce).
Seperti halnya dengan salah satu rilisan agensi riset SAP yang berpusat di London pada Agustus 2013 lalu, responden asal Asia-Pasifik terlihat mulai gemar berbelanja barang maupun jasa secara online (70%) dalam 12 bulan terakhir ini. Angka tersebut hanya “kalah tipis” dari preferensi responden untuk melakukan pembelian di tempat secara langsung (73%).
Hal itu tentunya berpengaruh juga pada kondisi pasar Indonesia sebagai negara berkembang yang dikenal memiliki potensi pasar yang cukup tinggi. “Dengan total pengguna internet sebesar 63 juta atau sekitar seperempat dari populasi, Indonesia pun menunjukkan kecenderungan yang sama,” ungkap Indira.
Ditambah lagi berdasarkan survei terpisah yang dilakukan oleh jaringan agensi media, Mindshare, mengenai motivasi online di 33 negara di seluruh dunia, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang menduduki peringkat yang cukup tinggi perihal tren transaksi online, “Indonesia bahkan duduk di peringkat ke-13 dalam hal motivasi penggunaan media digital untuk transaksi komersil,” papar Indira kembali dalam mengutip hasil survey tersebut.
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.