Shailesh Rao, Direktur Google India dan Direktur Media dan Platform Google untuk kawasan Asia Pasifik yang baru saja mundur, dikabarkan akan segera bergabung dengan Twitter. Seperti telah dikonfirmasi oleh BussinessWeek, Rao akan direkrut Twitter sebagai Vice President International Operation. Meskipun belum diketahui secara pasti job description dan wewenangnya ke depan, penunjukkan Rao yang notabenenya merupakan seseorang yang mengerti tentang seluk beluk advertising di Asia, menegaskan niat Twitter untuk menumbuhkan bisnis dan pendapatannya di Asia.
Jumat, 3 Februari 2012 kemarin, menjadi hari terakhir Rao di Google. Sejak bergabung dengan Google pada tahun 2005, Rao telah terlibat dalam berbagai macam project Google, termasuk dalam peluncuran Google Map dan Google Earth di beberapa pasar negara berkembang. Sampai pada tahun 2007, Google mengangkatnya sebagai Direktur Google India. Kinerjanya sebagai Direktur Google India, membuatnya diakui sebagai India’s 50 Most Powerful People 2009 oleh BusinessWeek.
Menurut TheNextWeb, kebijakan Twitter untuk merekrut Rao sepertinya mengarah kepada usaha Twitter untuk mulai fokus ke pasar Asia. Rao, yang berpengalaman sebelumnya dalam menaikkan penghasilan dari sumber iklan di wilayah Asia, merupakan figur yang tepat untuk melakukan hal yang sama di Twitter.
Kedepannnya, masih menurut TheNextWeb, Twitter mungkin sedang berusaha memindahkan untuk menambah penghasilannya di luar wilayah Amerika Utara dan Eropa. Dua kawasan yang paling menentang kebijakan Twitter untuk mensensor kicauan penggunanya. Sebaliknya, kebijakan ini justru disambut baik oleh Pemerintah Thailand dan memungkinkan Twitter untuk masuk ke pasar negara tertutup semacam Cina.
Jika niat Twitter untuk fokus ke Asia, pasar yang sangat besar serta terus berkembang cepat berjalan dengan lancar, bukan tidak mungkin prediksi eMarketer benar-benar terwujud. Sebelumnya, eMarketer memprediksikan bahwa pendapatan Twitter akan menjadi tiga kali lipat dalam tiga tahun dari 139.5 juta US dollar pada 2011, menjadi 540 juta dollar pada 2014.
[Foto dari Kellogg.northwestern.edu]