Dark
Light

Fokus Pada Pemasaran Digital Menjadi Kunci Sukses Bisnis Brodo Footwear

2 mins read
July 3, 2014

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memacu pertumbuhan bisnis bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), salah satunya dengan cara fokus dalam pemanfaatan pemasaran digital yang kian beragam saat ini. Berbicara mengenai hal itu, salah satu pelaku UKM yang menarik perhatian kami ialah Brodo Footwear. Melalui pemasaran digital, Brodo kini sukses menjalankan bisnis sepatu kulit yang bisa menarik perhatian para angel investor.

Didirikan oleh Muhammad Yukka Harlanda dan Putera Dwi Karunia yang merupakan dua jebolan Teknik Sipil ITB, Brodo kini menjadi sosok pelaku UKM yang sukses memanfaatkan pemasaran digital untuk memajukan bisnis sepatu kulit yang awalnya diakui oleh Yukka dimulai sebagai “proyek iseng” untuk mengisi waktu luang selagi tugas akhir kuliah.

Yukka mengaku, pemasaran digital memegang peranan yang sangat penting untuk kemajuan bisnis Brodo hingga namanya dikenal oleh kalangan luas. “Pemasaran digital memegang peranan 100% terhadap penjualan kami, apapun itu platform digital terbaru kami pasti bereksperimen dengannya,” ujar Yukka kepada DailySocial.

Masuk ke pemasaran digital juga berarti berurusan dengan target pasar yang semestinya sesuai agar campaign yang dijalankan tidak sia-sia. Ketika ditanyakan perihal ini, Yukka mengungkapkan, Brodo memiliki fokus untuk menargetkan pelanggan yang segmented dan akrab dengan dunia teknologi. “Kami fokus kepada customer kami yaitu pria urban umur 19-35 yang internet savvy, fasih akan teknologi dan socially active,” ungkapnya.

Dalam pemasaran digital, Brodo sendiri beberapa waktu lalu sempat menjadi bagian dari kisah sukses Facebook dalam memajukan bisnis UKM lewat layanan Facebook Page, selain itu Brodo juga memiliki situs e-commerce yang punya layanan penjualan produk sepatu secara online yang cukup prima.

Manfaat positif dari pemasaran digital yang dirasakan oleh Yukka rupanya tak hanya berimbas kepada kemajuan bisnisnya di ranah online saja, Brodo yang saat ini telah memiliki dua toko offline di bilangan Jakarta dan Bandung itu juga merasakan dampak dari pemasaran digital yang terus digenjot oleh produsen sepatu yang berdiri sejak 2010 silam tersebut.

“Penjualan kami terdiri dari online dan offline, dimana porsinya lebih berat di penjualan online, namun toko kami di Kemang Jakarta dan di Gudang Utara Bandung tidak terletak di daerah strategis yang mudah ditemukan, tetapi tiap minggu selalu didatangi oleh ratusan calon customer yang sudah tahu produk apa yang akan mereka beli. Ini semua bisa terjadi karena pemasaran digital,” katanya.

Sisi finansial
Suksesnya Brodo meramu produk dan upaya pemasaran yang ciamik, nyatanya berbuah pencapaian yang mungkin didamba-dambakan oleh sebagian pengusaha yakni; pendanaan. Yukka kembali mengutarakan kepada kami, Brodo yang awalnya dibangun dengan semangat bootstrap, saat ini telah “dibekingi” oleh dua angel investor yang datang dari latar belakang berbeda namun bisa menjadikan Brodo semakin mantap menyempurnakan bisnis.

“Kami bootstrap gila-gilaan pada awal tahun pendirian, tahun kedua kami mendapatkan dana dari seorang angel investor asal Medan, yaitu Christopher Angkasa. Chris mempunyai background finance sehingga membantu kami disiplin dalam segi finansial dari awal pendirian. Tahun ketiga kami secara kebetulan bertemu dengan Remco Lupker, mantan CEO Tokobagus. Di situ kami berdiskusi dan menemukan kecocokkan dari segi visi dan company culture, sehingga kami menerima pendanaan angel tahap dua dari Remco. Kombinasi knowledge Remco dibidang e-commerce dan Chris dibidang finance membuat kami bisa terus berkembang dengan cepat hingga sekarang,” tutur mantap pengusaha muda yang baru berusia 26 tahun tersebut.

Perkembangan bisnis
Dari pendanaan yang diraih, tak main-main Brodo langsung meningkatkan kemampuan bisnis UKM-nya yang tadinya hanya beroperasi secara “manual” di ruangan kost, kini telah memiliki gudang yang bisa menyimpan ribuan stok produk dengan sistem inventory management modern yang bisa saling terintegrasi.

“Dulu kami start produksi puluhan sepatu dengan sistem fulfillment manual menggunakan aplikasi BBM, SMS, dan Excel. Semuanya dilakukan di kost-kostan. Namun sekarang kami sudah punya warehouse yang bisa menampung sekitar 18.000 sepatu dan dibantu oleh beberapa software untuk inventory management sehingga bisa sync dengan database e-commerce, database customer, dan sistem customer service,” papar Yukka.

Kemajuan yang diraih Brodo saat ini tak membuat punggawanya berpuas diri begitu saja. Yukka kembali mengungkapkan, ia dan segenap timnya saat ini tengah fokus untuk terus melakukan pembenahan di berbagai sisi sembari bersiap untuk menerima institutional funding dalam waktu dekat. Sayangnya hal ini tak disertakan informasi lebih lanjut mengenai siapa pihak yang akan berinvestasi kepada Brodo.

Kisah sukses Brodo tadi sepatutnya bisa menjadi contoh bagi industri UKM Indonesia yang kini semestinya semakin melek dengan pemasaran digital yang punya manfaat tak terbatas. Untuk memanfaatkan hal ini tak perlu lagi berbicara mengenai infrastruktur dan segala fasilitasnya karena hal tersebut kini tengah dibangun bersama-sama baik itu dari pihak pemerintah maupun swasta. Agar tak sia-sia, pemanfaatan pemasaran digital seharusnya bisa lebih maju lagi di masa mendatang. Semoga saja.

Previous Story

Dengan Project Volta, Android L Bisa Hemat Baterai Hingga 36% dari Android Kitkat

Next Story

Hubud Bali Jadi Coworking Space Pertama di Indonesia yang Terima Bitcoin

Latest from Blog

Don't Miss

Blibli rayakan ulang tahun ke-12

Ulang Tahun ke-12, Blibli Hadirkan Program “Blibli Annive12sary”

Dengan persaingan yang semakin ketat, eksistensi sebuah e-commerce di Indonesia
TikTok Shop

TikTok Shop Tingkatkan Fitur dan Fasilitas Menjelang Tahun Ketiganya di Indonesia

TikTok merupakan salah satu media sosial yang paling digandrungi saat