Belum lama ini, jagat game streaming dikejutkan oleh keputusan besar yang dilakukan salah satu streamer terpopuler dunia, Tyler “Ninja” Blevins. Pria asal Swedia yang telah membesarkan namanya di Twitch itu mendadak berpindah platform dan melakukan streaming secara eksklusif di Mixer. Ini membuat banyak pihak bertanya-tanya, apa alasan Ninja melakukannya dan mengapa harus di Mixer ketimbang Twitch?
Bila Anda belum tahu, Mixer adalah platform streaming yang diluncurkan pada tahun 2016 oleh co-founder Matthew Salsamendi dan James Boehm. Awalnya bernama Beam, platform ini memenangkan kompetisi TechCrunch Disrupt New York 2016 Battlefield, kemudian diakuisisi oleh Microsoft tak lama sesudahnya. Mixer telah terintegrasi dengan Windows 10 dan Xbox One sejak tahun 2017, dan kini siap adu otot melawan Twitch setelah menjalin kontrak dengan Ninja.
Tapi kembali ke pertanyaan awal, mengapa harus Mixer? Apa kelebihan Mixer? Berikut ini beberapa fitur andalan Mixer yang membuatnya menarik dan bisa jadi pesaing berat Twitch sebagai platform utama game streaming Anda.
Protokol Faster Than Light
Sejak pertama kali diluncurkan, Mixer memiliki satu tujuan utama, yaitu mengubah dunia streaming dari sekadar video satu arah menjadi kegiatan interaktif bersama fans. Untuk itu, latency menjadi faktor kunci. Platform streaming sering kali menampilkan tayangan video terlambat beberapa detik dari game aslinya, namun berkat protokol jaringan yang disebut Faster Than Light, Mixer dapat menayangkan video dengan delay kurang dari satu detik (sub-second latency).
MixPlay
Fitur ini memungkinkan para penonton untuk berinteraksi dengan streamer lewat cara-cara selain chat. Contohnya, penonton dapat melakukan voting agar streamer mengambil pilihan dialog tertentu, memberikan tantangan atau bantuan dalam sebuah game, dan lain sebagainya. Pemain bahkan bisa memanipulasi isi game itu sendiri secara langsung. Sebagai contoh, fitur MixPlay di Minecraft dapat digunakan oleh penonton untuk memunculkan objek baru atau monster di layar.
MixPlay juga memungkinkan penonton untuk menambahkan suara, efek video, menampilkan statistik/leaderboard, dan pelengkap-pelengkap lainnya. Hasilnya adalah pengalaman menonton yang lebih komplet dibanding siaran streaming di platform lain.
Share Controller
Fitur unik yang hanya dapat terjadi berkat protokol cepat seperti Faster Than Light, adalah adalah Share Controller. Penonton dapat mengambil alih kendali game dari tangan streamer, kemudian mengontrol game tersebut dari jauh. Jadi penonton tak hanya berperan sebagai penonton, namun juga dapat bermain bersama streamer favoritnya. Mixer juga menyediakan filter khusus untuk hanya menampilkan tayangan streaming yang mengaktifkan fitur Share Controller.
Cooperative Stream
Satu lagi fitur yang cukup keren adalah Cooperative Stream, atau Costream. Fitur ini memungkinkan para streamer untuk melakukan siaran bersama dengan layar split-screen. Pada saat artikel ini ditulis, Mixer memfasilitasi Costream dengan hingga empat streamer sekaligus.
HypeZone
Fitur yang akan sangat menarik bila diterapkan dalam kompetisi esports adalah HypeZone. Lewat fitur ini, tayangan streaming di Mixer dapat berpindah secara otomatis dari satu streamer ke streamer lain untuk menyoroti pemain yang paling dekat dari mencapai kemenangan. Beberapa game yang mendukung fitur HypeZone antara lain adalah Fortnite, PUBG, Rainbow Six: Siege, serta Call of Duty: Black Ops 4.
Skill, Spark, dan Ember
Update yang belum lama ini diluncurkan oleh Mixer dengan nama Season 2 memberikan berbagai tambahan fitur untuk membuat kegiatan menonton streaming lebih menarik. Salah satunya adalah Skill, yang membuat jendela chat jadi lebih berwarna. Skill terdiri dari berbagai macam hal, mulai dari sekadar stiker di chat, efek-efek khusus, hingga mini-game yang bisa dimainkan bersama-sama dengan penonton lainnya.
Penonton dapat membeli Skill dengan cara mengumpulkan “mata uang” yang disebut Spark. Tapi untuk membeli beberapa Skill premium, penonton bisa mengunakan Ember, yaitu mata uang khusus yang dapat dibeli dengan uang sungguhan.
Team
Satu lagi yang menarik dari Mixer adalah di sini para streamer bisa berkoalisi dan mendirikan Team. Sebuah Team bisa merupakan grup kasual yang terdiri dari sekumpulan teman, hingga kerja sama besar yang melibatkan bisnis. Ini tentunya memudahkan penonton untuk menemukan hiburan dengan tema yang sama, juga membantu para streamer untuk berkolaborasi serta membesarkan komunitas. Mixer juga memiliki Team resmi bernama Mixer Partners.
–
Melihat fitur-fitur di atas, rasanya tak heran bila Mixer kemudian digadang-gadang sebagai platform yang akan “mengubah game streaming menjadi lebih dinamis”. Malah saya merasa menggunakan Mixer itu sendiri sudah seperti memainkan sebuah game, bukannya sekadar menonton siaran. Integrasinya dengan dua platform raksasa (Xbox dan Windows) juga jadi nilai plus besar, karena ini membuat para streamer dapat langsung menyiarkan game tanpa mengutak-atik software tambahan.
Apakah Mixer bisa mengalahkan Twitch di masa depan? Tidak ada yang tahu, akan tetapi kemungkinan itu jelas ada. Apalagi bila Twitch tidak melakukan adaptasi untuk menyaingi fitur-fitur menarik yang ditawarkan Mixer. Kepindahan Ninja juga bisa jadi momentum bagi streamer lain untuk ikut pindah ke platform tersebut. Siapa tahu dalam waktu dekat akan ada kompetisi esports yang melakukan kerja sama dengan Mixer juga. Mari kita pantau bersama bagaimana Microsoft akan mengeksekusi strateginya di masa depan.
Sumber: Mixer, TechCrunch, Eurogamer