Mengandalkan data yang bersumber dari komunitas membuat aplikasi navigasi Waze amat cocok untuk mengatasi masalah yang spesifik dalam suatu kota. Contoh terbarunya adalah problem yang kerap dijumpai warga kota Los Angeles, dimana mereka sering dibuat frustasi saat hendak melewati perempatan yang ramai namun tidak dilengkapi lampu lalu lintas.
Tim pengembang Waze pun dengan sigap mengajak sejumlah organisasi maupun komunitas lokal untuk bekerja sama guna membuahkan solusi. Mereka mengumpulkan daftar lokasi atau titik perempatan yang dinilai menyulitkan oleh banyak orang – tidak ada lampu lalu lintas dan kerap kali dipadati mobil dari arah-arah yang berlawanan – lengkap beserta rute alternatifnya masing-masing.
Dari situ lahirlah fitur bertajuk Difficult Intersections pada Waze. Fitur ini pada dasarnya akan mengalihkan rute pengguna dari perempatan yang menyulitkan ke jalur alternatif kapanpun hal tersebut dimungkinkan.
Tujuan akhir dari fitur ini adalah memangkas frekuensi dimana pengguna akan berhadapan dengan perempatan yang menyulitkan, bukan menghapuskannya secara menyeluruh. Hal ini berarti ketika rute alternatif dirasa terlalu jauh, terlalu memakan waktu, atau kelewat macet, maka pengguna masih akan diarahkan ke perempatan sulit yang ada pada rute aslinya.
Meskipun fitur ini secara khusus dirancang untuk kebutuhan pengguna di Los Angeles, Waze berencana untuk menghadirkannya secara global ketika komunitas di suatu wilayah merasa sangat membutuhkan fitur serupa. Selagi menunggu, para pengguna Waze bisa melaporkan perempatan-perempatan sulit di wilayahnya masing-masing melalui menu Report – Map Issue.
Sumber: Waze Blog.