Dark
Light

Platform Belajar Fashion Fitinline Siapkan Konsep Baru yang Lebih Terstruktur di Tahun 2015

1 min read
December 30, 2014

shutterstock_152203223

Platform belajar fashion Fitinline mencoba menjawab tantangan sulitnya menemukan pakaian yang pas dengan ukuran badan. Tak hanya sekedar urusan jual beli secara online seperti halnya situs e-commerce lainnya, kekuatan Fitinline adalah sebagai saran berbagi dalam proses belajar fashion, termasuk dalam proses membuat baju dan terkoneksi dengan sesama penggiat fashion. Di tahun 2015 mendatang Fitinline akan diluncurkan ulang dengan konsep baru yang lebih terstruktur.

Pendiri Fitinline Istofani Api Diany menjelaskan Fitinline resmi meluncur sejak Mei 2012 sebagai layanan jahit baju online. Ide awalnya adalah memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk bisa membuat baju sesuai dengan model dan ukuran yang diinginkan. Pakaian yang telah dipesan akan diselesaikan dalam waktu satu minggu.

“Layanan ini menargetkan perempuan yang kesulitan mencari baju di pasaran yang benar-benar pas sesuai dengan ukuran tubuh, sedangkan untuk membuat baju di penjahit kadang akan memakan waktu dan sangat lama,” ujarnya.

Istofani menjelaskan pergerakan usahanya sebagai pelaku yang menyediakan layanan jahit online ini tidak mudah. Pasar masih perlu diedukasi. Ia mengambil satu contoh yakni mengubah cara pandang orang bahwa mengukur badan bisa dilakukan sendiri dan tidak memerlukan proses pengepasan. Fitinline dalam situsnya sendiri juga memberikan panduan mengukur tubuh.

“Sampai kemudian kami memutuskan untuk melakukan pivot pada Desember 2013 sebagai portal untuk belajar membuat baju, yang merupakan transformasi dari layanan tradisional ke layanan digital yang menggabungkan konsep e-learning, social networking dan market place,” ungkap Istofani yang berbasis di Yogyakarta ini.

Pivot yang dilakukan ternyata tepat guna karena layanan yang paling digemari adalah layanan pola baju. Layanan ini memungkinkan  pengguna membuat baju secara instan dengan mengunduh pola yang sudah jadi, memilih sesuai dengan ukurannya, dan menjahit bajunya sendiri. Tersedia pula konten yang berupa artikel seputar fashion, video tutorial membuat pola pakaian, forum untuk saling berbagi, bertukar info, dan konsultasi.

“Di samping itu, pengguna juga bisa memesan pola baju sesuai model dan ukuran yang diinginkan dan kami punya layanan toko kain online, yang saat ini cukup ramai,” tutur Istofani lebih jauh. Toko kain online yang tersedia di Fitinline menawarkan kain-kain tradisional Indonesia, seperti batik tulis, batik cap, batik kombinasi, lurik, jumputan, hingga tenun motif. Pembelian di platform ini bisa dilakukan oleh pengunjung yang sudah terdaftar atau belum, dengan proses bisa dilakukan melalui sistem maupun langsung menghubungi layanan pelanggan.

Trafik per hari Fitinline disebutkan rata-rata mencapai 4000 kunjungan per hari, dengan tingkat engagement yang cukup tinggi. “Bisa dilihat dari data Alexa, lama rata-rata per kunjungan 19 menit dan 13 pageview per pengunjung,”jelasnya. Saat ini anggota terdaftar Fitinline mencapai  lebih dari 2500.

Karena masih menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya, strategi pemasarannya masih bersifat low-budget, terutama lewat SEO dan tumbuh secara organik. Istofani sedang mempersiapkan sebuah konsep baru di tahun 2015, menjadikan Fitinline sebagai Clothing Hub yang rencananya akan meluncur secara bertahap mulai Februari 2015.

“Mulai dari Februari 2015 kami akan me-launching fitinline dengan nuansa baru dengan layanan yang lebih terstruktur, kemudian menjalin kerja sama dengan banyak pihak untuk memperkuat konten dan tentu saja mencari investor untuk mewujudkan mimpi kami sebagai portal yang menjadi rujukan bagi setiap orang yang berpikir mengenai baju,” pungkasnya.

[Ilustrasi: Shutterstock]

Previous Story

[Pic of the Day] Populasi dan Pengguna Internet Aktif Indonesia Desember 2014

Next Story

Kakatu Perbarui Tampilan dan Tambah Fitur Mode Orang Tua

Latest from Blog

Don't Miss

Zalora Indonesia

CEO Zalora Indonesia: Diferensiasi Produk Menjadi Penting Saat Kompetitor Fokus pada Harga

Berada di bawah naungan Global Fashion Group (GFG), perusahaan fashion
Co-Founder & CEO Rentique Dea Amira / Rentique

Aplikasi Rentique Jembatani Pengguna dengan Desainer dan Brand Fesyen

Besarnya minat perempuan Indonesia untuk bisa menyewa bahkan membeli produk