Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat memungkinkan kita untuk bermain musik menggunakan perangkat seperti smartphone atau tablet. Kondisi ini secara tak langsung memaksa produsen alat musik untuk terus berinovasi dan mengadopsi kecanggihan teknologi kalau tidak mau terus kehilangan pelanggannya satu demi satu.
Fender merupakan salah satu pabrikan yang tengah mengalaminya. Mereka pada dasarnya terus memikirkan cara untuk membuat konsumennya jadi terikat dengan produk-produknya dan tidak mengabaikan gitar yang mereka beli usai dipakai hanya selama tiga bulan.
Upaya perdananya diwujudkan lewat aplikasi stem gitar Fender Tune. Sekarang, mereka sedang bersiap untuk merilis aplikasi lain yang punya fungsi sebagai studio berlatih virtual, memudahkan pengguna untuk belajar memainkan lagu apa saja dari koleksi pribadinya di ponsel.
Tahun depan, Fender malah berencana untuk merilis amplifier dengan konektivitas Bluetooth. Amp ini datang bersama sebuah aplikasi yang berfungsi untuk memanipulasi tone suara gitar yang dihasilkan, dimana pengguna dapat mengemulasikan tone suara khas dari sejumlah gitaris ternama.
Inovasi Fender ini pada dasarnya merupakan pengganti yang ideal untuk pedal efek di era serba digital ini. Yang menjadi pedal efek nantinya adalah smartphone dengan segala fleksibilitas software, didukung oleh kenyamanan konektivitas nirkabel.
Tujuan akhirnya adalah memberikan opsi yang lebih mudah untuk konsumen yang baru mulai belajar, dan di saat yang sama masih bisa menyajikan sesuatu yang menarik bagi mereka yang sudah berpengalaman.