Sebelum membaca lebih lanjut, sedikit penjelasan, ini bukan ‘surat terbuka’ yang sekarang sedang banyak dibahas di linimasa Twitter. 😀
Tulisan ini, meski terasa sangat pribadi mau menyoroti salah satu persoalan yang saya alami, sebagai pengguna Koprol dan proses yang berhubungan dengan penambahan lokasi (place) di Koprol, persoalan ini juga mungkin dialami oleh pengguna Koprol lain.Salah satu fitur yang disediakan Koprol yang berkaitan dengan penambahan lokasi (place) adalah kurator, fasilitas ini juga menjadi pembeda bagi layanan Koprol dengan layanan sejenis, misalnya Gowalla.
Kurator adalah semacam orang yang diberikan wewenang untuk menyetujui berbagai usulan lokasi yang dibuat oleh para pengguna Koprol, tentunya dengan otoritas untuk menyetujui usulan lokasi tertentu dan menolaknya. Setiap lokasi yang diusulkan akan dilihat dan diverifikasi oleh beberapa kurator. Setiap orang bisa menjadi kurator, caranya dengan aktif memberikan berbagai informasi berguna di Koprol.
Dari penjelasan yang ada di blog Koprol, kurator diluncurkan untuk menjaga kualitas lokasi agar tidak ada yang terduplikasi selain agar keterangan tentang lokasi bisa lebih ‘rapih’ dan tentunya jelas. Kurator juga bisa berfungsi untuk mengeliminasi tempat-tempat ‘aneh’ semacam ‘toilet lantai 20’ atau ‘kasurku’.
Intinya adalah untuk memberikan lokasi yang lebih rapih dan relevan, namun dalam pelaksanaannya tentu saja proses kurasi ini membutuhkan waktu yang lebih lama, beberapa proses harus dijalankan sebelum lokasi yang diusulkan oleh pengguna bisa tampil di Koprol, apalagi kalau lokasi tersebut di tolak, dan inilah yang terjadi pada diri saya sendiri, 3 kali mengusulkan tempat yang sama (hackerspaceBDG) dan 2 kali saya mendapatkan email notifikasi bahwa lokasi yang saya usulkan ditolak, dengan alasan, saya harus meninjau kembali keakuratan kordinat peta, nama tempat, kategori dan alamat.
Ok, semua tampak normal, dan artinya saya harus memperbaiki tempat tersebut, permasalahannya saya sudah melakukannya sebanyak 3 kali, dan telah mencoba semaksimal mungkin untuk memperbaiki kordinat lokasi dan mengisi keterangan selengkap mungkin (memang ada beberapa kolom yang saya kosongkan karena memang tidak ada datanya, seperti nomor telepon kantor), email yang menjadi alasan penolakan juga sayangnya tidak secara lebih spesifik menjelaskan kesalahan mana yang bisa saya perbaiki agar lokasi saya bisa diterima.
Yang membuat saya frustasi adalah, akun bisnis dari lokasi ini telah ada dan telah muncul di Koprol, tetapi saya tidak bisa mengklaim lokasi untuk proses check-in di akun bisnis tersebut karena lokasi yang saya usulkan (dengan nama yang sama atas akun bisnis) tidak disetujui oleh Koprol. Frustasi saya ditambah lagi dengan kondisi bahwa, untuk proses usulan lokasi ketiga, saya mem-post lokasi tersebut dengan bantuan salah satu teman saya, yang juga adalah kurator.
Ketika usulan lokasi tersebut telah di-post ke Koprol, sayangnya tidak muncul di halaman kurator teman saya, ketika mencari lokasi tersebut untuk melakukan pengecekan, keterangan yang muncul adalah pemberitahuan bahwa lokasi yang diusulkan oleh saya mungkin sudah ditambahkan dan memberitahukan bahwa harus menunggu kurator untuk menyetujui lokasi tersebut.
Saya tidak tahu, mungkin saya tetap melakukan kesalahan dalam pengisian lokasi atau ada proses lain yang terlewati, saya juga tidak tahu apakah proses seperti ini sering juga dialami oleh pengguna lain atau tidak, namun ketika saya iseng berkeluh kesan di Twitter, salah satu teman saya membalas Tweet saya dan menyetujui bahwa proses usulan lokasi di Koprol cukup menyebalkan.
Well, saya sendiri suka Koprol dan menjadi pengguna Koprol (meski tidak terlalu aktif) dan saya setuju bahwa proses kurasi memberikan kenyamanan tersendiri, setidaknya lokasi yang muncul di Koprol tidak muncul yang ‘aneh-aneh’ serta kelengkapan data bisa terjaga, namun di sisi lain usulan lokasi prosesnya menjadi lebih lama dan kalau ada kejadian seperti yang saya alami sekarang ini, tentunya membuat kapok untuk mengusulkan tempat baru, padahal beberapa tempat yang sering saya datangi belum ada di Koprol, saya pengguna aktif Gowalla, dan berbagai lokasi yang sering saya datangi ada di layanan ini, tentunya saya juga lebih memilih untuk check-in di layanan tersebut.
Salah satu saran sederhana adalah mendorong para kurator untuk lebih aktif, dan Koprol bisa juga menciptakan komunitas yang ‘eksklusif’ dan bergengsi atas jabatan kurator, jadi pengguna merasa terdorong untuk aktif dan mengkoreksi secara benar usulan-usulan lokasi yang ada, kalau perlu melakukan verifikasi, tidak hanya lewat Koprol tetapi juga lewat email atau media lain pada pengguna yang mengusulkan lokasi.
Sejauh yang saya tahu, Koprol juga menerapkan sistem poin untuk para kurator, fasilitas ini sepertinya bisa dimaksimalkan agar para kurator bisa bersemangat untuk melakukan kurasi atas usulan lokasi.
Terus terang saya beberapa kali berkomentar tentang masalah kurator ini, dari status di akun Koprol saya atau pernah juga membahas secara sekilas di tulisan tentang Koprol di artikel lain, jadi Koprol, untuk kesekian kalinya saya harus mengajukan pertanyaan ini, apakah fasiltas kurator Koprol bisa membuat frustasi? Bagi saya: iya.
They
Mereka ngga baca tulisan ini: http://sikodok.com/2010/09/03/kurator-jangan-malas/ Mostly kurator asal approve dan ngga double check. In my opinion, itu semua karena Top Kurator yang dulu ada dan sekarang sepertinya sudah dihilangkan.
itulah dinamika….. koprolers dan kuratornya sedang berproses…… 🙂
hidup TOP KURATOR
Dilemma banget yah… Sebetulnya mana yang lebih penting? Data yang bersih tetapi pain in the a** prosesnya atau data yang tidak ter-kurator tapi ga ribet?
Sabar…..