Beri Kendali Lebih ke Pengguna, Facebook Perkenalkan Tool Clear History

Fitur ini masih diuji di beberapa pengguna dan akan digulirkan ke publik dalam waktu dekat

Privasi dan kerahasian data pengguna di Facebook belakangan menjadi sorotan dunia menyusul terkuaknya skandal Cambridge Analytica. Berbagai langkah telah diambil untuk meredam kegelisahan pengguna. Yang paling baru, di moment konferensi tahunan F8, Facebook merilis alat bantu baru Clear History yang memudahkan pengguna memantau situs dan aplikasi apa saja yang mengumpulkan informasi pengguna dan memberi kontrol kepada pengguna untuk menghapusnya dari riwayat dan cookies.

Cara kerja fitur ini hampir sama dengan biasa kita jumpai di peramban seperti Chrome, Firefox ataupun Opera. Di peramban, kita bisa dengan mudah menghapus riwayat dan cookies menggunakan tool yang telah disediakan oleh aplikasi. Meskipun mayoritas situs membutuhkan cookies untuk bekerja secara normal, namun pengguna diberi kendali penuh untuk menghapusnya kapanpun. Sekarang, Facebook menghadirkan tool serupa versinya sendiri.

Tool ini sendiri dibuat untuk menjawab kegelisahan pengguna yang bertanya-tanya bagaimana cara kerja Facebook dan kuasanya terhadap informasi yang mereka peroleh. Dengan tool ini, pengguna dapat memantau situs dan aplikasi apa saja yang merangkum informasi pengguna. Kemudian dari sana, pengguna punya kendali lebih untuk menghapus riwayat yang tersimpan.

Mark Zuckerberg sebelum acara F8 juga menuliskan beberapa hal terkait fitur Clear History termasuk sisi buruknya. Mark mengatakan bahwa ketika seseorang menghapus cookies di peramban, maka secara otomatis akan berdampak pada menurunnya kenyamanan penggunaannnya. Misalnya, pengguna harus sign-in kembali ke setiap situs dan termasuk mengatur ulang hal-hal lain yang melekat padanya. Hal yang sama juga akan terjadi pada Facebook, karena Facebook harus mempelajari kembali preferensi masing-masing pengguna.

Untuk saat ini, fitur Clear History baru digulirkan untuk beberapa pengguna saja. Belum jelas kapan Facebook bakal merilisnya ke pengguna global. Namun, mengingat kuatnya desakan dari publik akan jaminan kerahasiaan data mereka, sepertinya Facebook tak ingin menunggu terlalu lama untuk melepaskannya ke publik.

Sumber NewsroomFB dan gambar header Pymnts.